Sapi Brahman untuk Korban Gempa

Sapi Brahman untuk Korban Gempa

- detikNews
Sabtu, 06 Jan 2007 17:51 WIB
Yogyakarta - Menteri Pertanian Anton Apriantono meresmikan Lumbung Ternak Masyarakat di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. Sebanyak 96 ekor sapi jenis Brahman Cross diserahkan kepada warga korban gempa untuk dijadikan bibit dan digemukkan.Sapi itu merupakan bagian dari program pembibitan 1.500 ekor induk sapi yang telah disebarkan se-Indonesia. Dengan program itu, Indonesia mampu melakukan program swasembada ternak sehingga tidak perlu mengimpor hewan ternak lagi.Peresmian Lumbung Ternak Masyarakat yang diprakarsai Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu dipusatkan di dekat kandang ternak sapi di Dusun Jambon Desa Bawuran Pleret. Dari 96 ekor sapi itu, sebanyak 60 ekor diserahkan kepada kelompok ternak sapi Sumber Makmur Dusun Jambon Desa Bawuran dan 36 ekor kepada kelompok ternak Andhini Lestari Dusun Gunungan Desa Pleret, Kecamatan Pleret Bantul.Menteri Pertanian dalam sambutannya mengatakan mulai saat ini harus ada tekat kuat untuk swa sembada ternak. Program pembibitan dan penggemukan ternak itu merupakan salah upaya untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran."Mari kita stop talking. Jangan banyak bicara, jangan banyak demo, tapi mari kita bekerja keras. Kalau itu bisa dilakukan, kita bisa atasi kemiskinan dan pengangguran. Program lumbung ternak masyarakat itu dapat untuk menanggulangi kemiskinan," katanya.Menurut Anton, Indonesia mengalami kekurangan sapi sekitar 750 ribu/ekor tiap tahun. Sedangkan satu desa bisa memelihara sapi sekitar 500 ekor. Seandainya seluruh desa di Indonesia yang berjumlah 1.500 desa itu memelihara sapi semua, membutuhkan dana Rp 5 miliar tiap desa. Total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 8 triliun.Dia mengatakan, dana sebesar itu jumlahnya tidak terlalu banyak dan gampang mendapatkannya. Bagaimana cara mendapatkanya, kata Anton, yakni dengan cara mengurangi subsidi PLN yang mencapai lebih dari Rp 8 trilun. Cara untuk mengurangi subsidi itu dengan menaikkan biaya untuk rumah-rumah milik orang kaya. Namun untuk rakyat miskin tidak dilakukan dan subsidi tetap ada. "Orang kaya harus 2 sampai 3 kali lipat, kalau perlu 4 atau 5 kali lipat. "Why not," cetus dia.Anton menegaskan, bila program lumbung ternak masyarakat itu berhasil, maka swasembada ternak sapi bisa dicapai pada tahun 2009. Bila tiap desa menernakan 500 sapi, akan ada banyak orang yang bekerja di tempat itu. Dengan demikian penghasilan juga bertambah sehingga kemiskinan dapat ditangulangi."Multiplayer efeknya jauh lebih besar daripada Rp 8 triliun subsidi PLN. Siapa yang menikmati subsidi PLN, kan bukan rakyat miskin, kalaupun menikmati, tak banyak jumlahnya," katanya.Demikian pula dengan masalah subsidi pupuk, justru tidak banyak dinikamati oleh petani. Sebab mereka paling banyak punya tanah seluas 0,3 hektar. Subsidi harga juga tidak banyak dinikmati orang miskin. "Orang semakin banyak membeli, semakin banyak disubsidi negara, apa itu adil, kan tidak," pungkas Anton. (bgs/sss)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads