Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak seluruh masyarakat Indonesia mensyukuri kebinekaan yang dimiliki dengan mementingkan ketunggalikaan, baik keberagaman dalam seni budaya, orientasi politik, maupun keberagaman agama. Tak terkecuali, keragaman hari-hari besar yang dimiliki dan diimani masing masing pemeluk agama.
Keberagaman hari-hari besar agama dinilai dapat menjadi pintu pembuka bagi setiap pemeluk agama untuk segera bangkit dari apapun kondisi yang terjadi sebelumnya menuju ketunggalikaan umat yang berukhuwah baik islamiyah, basyariyah maupun wathaniyyah. Karenanya agama juga berkontribusi besar menjaga kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, termasuk pasca Pemilu yang telah berlangsung beberapa waktu lalu.
Menurut HNW, selain mengajarkan kebenaran dan memperjuangkan kebenaran, agama juga menganjurkan kesabaran, pentingnya kerukunan, serta persaudaraan. Agama juga mengajak penganutnya untuk selalu berpandangan untuk mengubah berbagai kondisi menjadi lebih baik lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam konteks ini, kita bangsa Indonesia, khususnya Partai Keadilan Sejahtera yang afiliasi politiknya sangat jelas, di satu pihak kami memahami bahwa pemilu sudah berlalu, tetapi hasil dari pemilu itu menyisakan masalah yang disengketakan. Karena itu partai mempergunakan hak konstitusionalnya untuk memperjuangkan keadilan, kebenaran, melalui mekanisme yang dibuka oleh aturan negara, yaitu DPR dan MK," ujar HNW dalam keterangan tertulis, Rabu (27/3/2024).
Pernyataan itu disampaikan HNW usai menggelar acara buka puasa bersama dan santunan anak yatim. Acara tersebut berlangsung di rumah dinas Wakil Ketua MPR bilangan Kemang Jakarta Selatan, Senin (25/3). Hadir pada acara tersebut sejumlah petinggi PKS, tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus masjid dan muholla, hingga pengurus serta duapuliluhan anak yatim dari yayasan Al Akhyar Kemang.
Selain itu, HNW juga menuturkan agama juga mengajarkan umatnya melakukan amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf dan nahi munkar namun tidak dengan cara yang munkar. Oleh karena itu, dirinya berani mengoreksi bila terdapat kecurangan, ketidakjujuran, pelanggaran hukum, maupun tindak manipulasi.
"Agama menggariskan kita untuk melaksanakan kesepakatan bersama, di Muhammadiyah dinamakan darul ahdi atau negara kesepakatan. Karena kita bersepakat tentang konstitusi, dan konstitusi mengatur tentang pemilu, termasuk bila terjadi sengketa berpemilu. Sekarang bola ada di Mahkamah Konstitusi dan MK, diisi oleh para hakim, bukan hanya beragama, tapi dipersyaratkan untuk juga menjadi negarawan," tambah HNW.
Melalui hal tersebut, HNW berharap para hakim di MK dapat berbuat adil sepenuhnya, berani menegakkan keadilan dan kebenaran, serta menolak intervensi dan parsial. Dengan begitu, siapa saja dapat menerima apapun hasilnya, baik yang menang maupun kalah. Termasuk mereka yang menang kemudian terkoreksi, juga akan menerima apabila memang terbukti bahwa terdapat kebohongan.
"Sekarang ini adalah momentum yang sangat baik bagi MK. Ketika kita umat Islam, termasuk sebagian besar hakim MK, memasuki akhir bulan Ramadan, maka persidangan di MK masih berlangsung. Maka sebagaimana kata ulama, ini juga fase yang disebut sebagai 'itqun minannar' (terhindar dari api neraka). Jangan sebaliknya, di akhir Ramadan malah masuk neraka. Semoga para hakim kita jadi penghuni surga, karena itu penting untuk menghukumi dengan melaksanakan kebenaran dan keadilan, dengan mengoreksi kecurangan dan pelanggaran aturan hukum, serta benar-benar berlaku yang independen," pungkasnya.
Simak Video 'Anies: Pilpres 2024 Tak Dijalankan Secara Bebas, Jujur dan Adil':