Cerita di Balik Hapus Tato: Move On hingga Bersih saat Dipanggil Tuhan

Cerita di Balik Hapus Tato: Move On hingga Bersih saat Dipanggil Tuhan

Kurniawan Fadilah - detikNews
Selasa, 26 Mar 2024 22:00 WIB
Warga antusias mengikuti layanan hapus tato gratis di kantor Wali Kota Jakpus yang diadakan Baznas. (Kurniawan F/detikcom)
Foto: Warga antusias mengikuti layanan hapus tato gratis di kantor Wali Kota Jakpus yang diadakan Baznas. (Kurniawan F/detikcom)
Jakarta -

Ada beragam cerita dari para peserta hapus tato gratis yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi DKI Jakarta. Ada yang menghapus tato karena ingin move on hingga menghapus tato karena ingin hijrah.

Pantauan detikcom di lokasi, Selasa (26/3/2024), terlihat sejumlah peserta menunggu di kursi yang telah disediakan panitia di ruang serbaguna kantor Wali Kota Jakpus. Layanan ini dibuka pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Panitia hapus tato gratis, Syifa Azhar, menjelaskan peserta yang mendaftar untuk hapus tato gratis hari ini ada 92 peserta. Kuota peserta sebanyak 100 orang.

"Kegiatan hapus tato yang ada di Jakarta Pusat ini kita membuka kuota untuk 100 orang dan kita bukanya online, Google Form. Pendaftarnya kita tutup sudah 85 orang. Kita kasih kuota 15 sampai 20 orang untuk yang datang langsung ke sini. Sampai pagi ini totalnya sudah sampai 92 orang," kata Syifa.

ADVERTISEMENT

Syifa menyebut kegiatan hapus tato gratis ini merupakan agenda tahunan dari Baznas Provinsi DKI Jakarta. Tahun ini merupakan yang ketiga dari penyelenggaraan kegiatan hapus tato gratis.

Syifa menyampaikan dalam proses hapus tato, para peserta harus mengikuti seluruh rangkaian cek kesehatan berupa cek darah. Cek darah dilakukan untuk memeriksa kesehatan gula, hepatitis B dan C, hingga HIV.

"Pertama, peserta cek darah ya, mulai dari tensi kemudian diambil darahnya untuk dicek. Kemudian konsultasi ke dokter. Kalau sudah lanjut dikasih anestesi lalu tunggu sekitar 10 abis itu baru tindakan, harus dalam keadaan fit dan prima," ungkap Syifa.

Dia juga menjelaskan peserta hapus tato gratis beragam, baik laki-laki maupun perempuan, dari usia remaja hingga orang tua. Dia memastikan tindakan bagi peserta perempuan dengan peserta laki-laki dipisahkan di ruangan yang berbeda.

"Untuk laki-laki dan perempuan kita pisah, kita juga kan jaga aurat. Perempuan ada di ruangan khusus dan semua penanganannya dilakukan oleh perempuan. Totalnya sekitar ada 5 orang peserta perempuan," ujar Syifa.

Dia juga mengungkap sejumlah alasan para peserta hapus tato. Salah satunya karena malu dengan anak dan cucu.

"Yang datang kebanyakan orang tua ya, 40 tahun ke atas. Biasanya alasannya malu sama anak sama cucu. Katanya sering ditanya 'kok gambar-gambar di badan sih? kan ada buku', gitu. Mereka cerita sih biasanya alasan kenapa hapus tato, ada yang orang tuanya marah juga," katanya.

Lantas, bagaimana cerita para peserta? Baca halaman selanjutnya.

Ingin Bersih

Bima (32), pria asal Kemayoran, Jakpus, memiliki banyak tato di tubuhnya, dari tangan, kaki, leher, wajah, hingga kepala. Bima mengatakan keinginannya menghapus tato karena nasihat dari kedua orang tua.

"Panggilan hati, dari orang tua juga. Kita kan juga kepengin lahir bersih nanti kembali juga pengennya bersih. Bapak sama ibu semua negur," ucap Bima.

Bima juga menjelaskan langkahnya menghapus tato sebagai jalan awal untuk berhijrah."Ini mudah-mudahan jadi proses hijrah, mulai dari hapus tato. Yang penting biar badan bertato tapi hati bersih," kata Bima.

Salah satu peserta hapus tato gratisSalah satu peserta hapus tato gratis (Kurniawan/detikcom)

Ingin Move On

Selanjutnya ada Vani. Dia mengungkap alasan mengikuti kegiatan hapus tato gratis kali ini. Dia mengaku ingin menghilangkan nama mantan suaminya yang menjadi tato di lengan sebelah kanannya.

"Saya sebenarnya ada empat tato, di tangan, di kaki, terus di tangan kanan sama di badan. Cuma sekarang mau hapus yang di tangan kanan ini. Ini tato tulisan nama mantan suami. Jadi pengin dihapus karena udah move on kan," ucap Vani.

Vani mengaku awal mula memiliki tato juga karena diselingkuhi mantan suaminya. Setelah resmi berpisah, dia pun memutuskan menghapus tato nama mantan suaminya tersebut.

"Awal bikin tato gara-gara diselingkuhin. Diselingkuhinnya sama cewek bertato. Akhirnya saya tato supaya bisa nunjukin saya juga bisa punya tato," terang Vani.

Menyesal

Heni (53) juga menjadi salah satu warga yang ikut layanan hapus tato gratis. Heni mengaku awalnya mencoba membuat tato karena iseng.

"Dulu mah awalnya kecil, satu, iseng saja. Eh kayak nagih gitu, kayak candu gitu," terang Erni kepada detikcom.

Heni pun menyatakan menyesal atas perbuatannya membuat tato di tubuh. Dia mengatakan semua karena faktor pergaulan yang kurang baik saat masih remaja.

"Nyesel sih nyesel, tapi ya dulu namanya pergaulan ya," kata Heni.

Pesan Walkot Jakpus

Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama pihak Baznas dengan tim dokter dari Islam Medical Service (IMS) Center sehingga program layanan hapus tato gratis ini dapat terlaksana.

Selain itu, Dhany meminta masyarakat yang sudah menghapus tato tidak membuatnya kembali. Dia menyerukan agar masyarakat benar-benar niat tulus menghapus tato untuk berubah menjadi lebih baik.

"Jadi jangan diulangi kembali, jangan hanya pindah tempat, dihilangkan di sini dibuat kembali di sana, janganlah. Niat tulus kita untuk berhijrah, jadi kita harus memelihara tubuh kita yang sudah dikaruniai oleh Allah," kata Dhany dalam sambutannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads