Makassar Hujan Deras, Boeing 737-200 Dikerahkan Cari AdamAir
Rabu, 03 Jan 2007 09:20 WIB
Makassar - Pencarian pesawat AdamAir dengan nomor penerbangan KI 574 terus dilakukan oleh Tim SAR. TNI AU juga mengerahkan pesawat Boeing 737-200 yang dilengkapi radar untuk memantau keberadaan pesawat AdamAir. Namun, pemantauan cukup terhambat, karena cuaca di sekitar Sulawesi tidak bersahabat. Langit berselimut mendung tebal, Makassar diguyur hujan deras. Pesawat Boeing 737-200 dengan nomor penerbangan AI 7303 ini telah lepas landas dari Lanud Hasanuddin Makassar sekitar pukul 07.00 Wita, Rabu (3/1/2007). Di dalam pesawat terdapat peralatan radar dan alat pemantau untuk mencari sinyal keberadaan pesawat AdamAir yang hingga kini masih misterius. Pesawat milik TNI ini dipiloti oleh Mayor Mujiyanto dengan kopilot Mayor Jatmiko. Ada sekitar 12 personel TNI AU yang berada di dalam pesawat. Seharusnya, pesawat ini sudah kembali ke Lanud Hasanuddin sekitar pukul 09.00 Wita untuk melaporkan hasil temuannya. Namun, hingga pukul 10.00 Wita, pesawat yang dikerahkan untuk menyisir kawasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat itu belum juga kembali. Diduga, pesawat ini belum berani mendarat, karena cuaca yang buruk. Cuaca buruk memang tengah terjadi di kawasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Mendung tebal menyelimuti langit sejak pagi. Bahkan, sekitar pukul 09.00 Wita, hujan deras mengguyur Makassar dan sekitarnya. Hingga pukul 10.00 Wita, hujan deras masih terus mengguyur. Pesawat Boeing 737-400 milik AdamAir dengan nomor penerbangan KI 574 hingga kini masih misterius. Pesawat bercat oranye itu hilang pada Senin (1/1/2007) saat melakukan penerbangan dari Surabaya menuju Manado. Ada 96 penumpang plus 6 kru yang ada di dalam pesawat itu. Pada Selasa (2/1/2007), sempat muncul informasi pesawat sudah ditemukan terjatuh setelah menabrak gunung di kawasan Desa Ranguan, Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Namun, informasi tentang jatuhnya pesawat itu tidak berumur panjang, karena pada Selasa malam hari, informasi itu diralat oleh Menteri Perhubungan Hatta Rajasa.
(asy/asy)