Menjelang mudik Lebaran, warga mulai berebut tiket kereta api. Sejumlah warga terlihat lebih dulu mudik lantaran kalah 'war' tiket kereta di libur Lebaran.
Salah satunya Tina (40), seorang ibu rumah tangga yang rutin mudik dari Jakarta ke Jawa Timur. Tina mengaku tak mendapatkan tiket mudik yang mepet dengan hari Lebaran meski telah mengikuti war tiket dari dua bulan yang lalu.
"Siapin ini dari 60 hari sebelumnya, pas malam jam 12. Kemarin tiketnya tuh agak susah kalau deket-deket hari-H. Kalau tiketnya hari ini masih bisa dicari. Kalau misalkan pas liburan sekolah nih susah, susah banget nyari tiketnya. Malah nggak kebagian," kata Tina saat ditemui detikcom di Stasiun KAI Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2024)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tina mengatakan, saat mengikuti war tiket mudik, ia telah stand by tepat pada pukul 00.00 WIB di aplikasi Access Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, kata Tina, baru beberapa detik, tiket yang dijual KAI sudah ludes.
"Tahun-tahun sebelumnya nggak mudik jauh dari tanggal cuti. Baru saat ini pulang jauh-jauh hari karena kehabisan tiket. Setiap tahun war dan nabung tiket untuk pulang," tambahnya.
Tina menilai tidak ada perbedaan signifikan antara mudik tahun ini dengan tahun sebelumnya. Sekali mudik, Tina mengaku menghabiskan Rp 5-6 juta untuk 4 orang. Harga tiket per kursi Rp 400 ribu dengan kereta premium rute Jakarta-Mojokerto.
Sementara itu, Muhanda (42), seorang pemudik yang membawa istri dan dua anaknya, juga mudik dua minggu lebih awal dari tanggal cuti bersama. Hal ini mengharuskan kedua anaknya untuk izin tidak masuk sekolah.
"Ada perbedaan dari segi keramaiannya mungkin. Lebih ramai tahun kemarin mungkin ya," kata Muhanda.
Muhanda mengatakan, dengan tujuan akhir ke Stasiun Garut, Jawa Barat, Muhanda menghabiskan Rp 8-10 juta untuk pulang pergi selama mudik.
![]() |
Ada pula Yudi (21), seorang pekerja sekaligus mahasiswa yang rutin mudik Jakarta-Bandung sejak 3 tahun lalu, turut berangkat 2 minggu lebih awal sebelum tanggal cuti bersama. Hal ini ia lakukan untuk menghindari kepadatan dan harga tiket yang melambung.
"Karena yang pertama biar mengurangi kepadatan. Yang kedua, menghindari harga tiket yang melambung," kata Yudi.
"Kampus sudah libur dari sekarang. Kalau kerja, kebetulan saya belum ngambil cuti dari bulan-bulan kemarin. Jadi ambil jatah cuti saja sih," sambungnya.
Yudi memesan tiket kereta api Cikuray dengan tujuan akhir Stasiun Bandung. Yudi juga menilai mudik tahun ini tidak seramai tahun lalu.
Untuk diketahui, puncak arus mudik tahun ini diprediksi akan terjadi pada 6 April 2024, sementara puncak arus balik terjadi pada 14 April 2024.
(dwia/dwia)