Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Indonesia berencana mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza, Palestina, melalui airdrop atau penjatuhan dari udara menggunakan parasut. Retno mengatakan Indonesia diajak berdiskusi oleh pemerintah Yordania untuk menggunakan metode penyaluran melalui airdrop tersebut.
"Kita tahu banyak sekali hambatan terhadap penyaluran bantuan melalui darat tersebut. Oleh karena itu, kita juga mencari jalan, bantuan melalui jalur nondarat. Di dalam kaitan ini pemerintah Indonesia diajak bicara oleh pemerintah Yordania untuk diajak bersama-sama untuk membantu Palestina melalui udara, melalui airdrop. Kami sudah melakukan pembicaraan baik dengan Pak Menko Polhukam, dengan Pak Menhan, maupun dengan Panglima TNI, tentunya pertama yang kami laporkan adalah kepada Bapak Presiden dan juga sudah disetujui kita akan memberikan bantuan melalui udara, airdrop. Ini sekarang sedang dimatangkan jenis bantuannya," kata Menlu Retno Marsudi di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2024).
Retno mengatakan banyak hambatan dalam penyaluran bantuan melalui jalur darat ke Jalur Gaza. Dia menuturkan hal itu menjadi alasan rencana pengiriman bantuan melalui airdrop akan dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya intinya begini, idealnya adalah bantuan itu semuanya untuk Gaza, ini kita bicara Gaza. Semua bantuan itu idealnya adalah dilakukan melalui darat. Tapi kita tahu semua, melalui darat, kendala untuk pemberian bantuan ini banyak sekali. Dari segi proses checking-nya sampai bantuan itu kemudian mendapatkan serangan-serangan. Sehingga hambatan melalui darat itu menjadi besar sekali," kata Retno.
"Nah, karena darat mengalami hambatan, kita mencari jalan bagaimana dapat memberikan bantuan kepada masyarakat di Gaza, terutama di bagian utara Gaza. Teman-teman tahu bahwa hampir sekitar 600 ribu orang masih tinggal di bagian utara Gaza yang sangat minim tersentuh bantuan melalui darat, oleh karena itu terpikir bantuan melalui udara," imbuhnya.
Dia mengatakan pengiriman bantuan melalui airdrop juga memiliki kendala. Namun dia menegaskan semangat dalam rencana penyaluran bantuan melalui airdrop adalah memberikan bantuan untuk masyarakat sipil di Gaza.
"Kita tahu bantuan melalui udara itu ada kendala-kendalanya, misalnya mengenai penerimaan di lapangan, di darat seperti apa, kalau kemudian cuaca berubah dan sebagainya. Tetapi ruh dari kenapa kita memberikan bantuan udara, negara-negara ya, Jordan (Yordania) yang menjadi lead-nya adalah karena kita ingin memberikan bantuan. Jadi kita mencari jalan tercepat, terbaik dari alternatif yang ada agar kita dapat memberikan bantuan kepada masyarakat sipil utamanya yang tinggal di Gaza," ujarnya.
(mib/dnu)