Sekda Provinsi Jateng Sumarno menyebut ada dua masalah utama penyebab banjir di Pantura, yaitu penurunan muka tanah dan kerusakan alam di hulu. Oleh karena itu, Sumarno meminta pemerintah pusat bisa membangun bendungan-bendungan baru.
"Pertama adalah masalah land subsidence-nya karena ini kan masalah-masalahnya dari situ, yang kedua adalah kerusakan di sisi hulu. Untuk Jawa Tengah itu kan kawasan industri ada di Pantura semua, ini bebannya berat banget dan mayoritas untuk kawasan industri yang lama itu menggunakan air tanah," kata Sumarno dalam audiensi dengan Komisi VIII DPR RI di Kantor Gubernur Jateng dilansir detikJateng, Rabu (20/3/2024).
Kemudian di hulu, yang terjadi adalah kerusakan alam. Dia menyebut masalah tata ruang dan tambang memperparah itu semua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap Jateng memiliki bendungan baru. Sebab, bendungan bisa menjadi penahan air sekaligus menjadi pengganti agar perusahaan tak lagi mengambil air tanah.
"Jadi mungkin kami mohon bantuan untuk di-support bagaimana mensubstitusi air tanah dengan air baku. Kan kalau air berlebih ini kan kalau ada satu yang bisa menampung justru menjadi solusi untuk pengendalian banjir, yang kedua adalah menjadi air baku untuk kawasan-kawasan yang ada di Pantura," ucap Sumarno.
Seperti diketahui, sejumlah wilayah di Jateng mengalami banjir sejak 13-14 Maret hingga hari ini. Tercatat ada sembilan daerah yang menetapkan status darurat bencana yakni Kota Semarang, Kendal, Demak, Kudus, Pekalongan, Grobogan, Pati, Blora, dan Jepara.
Baca berita selengkapnya di sini.
(rdp/jbr)