2 Pakar Geologi Kuak Misteri Lumpur Sidoarjo
Kamis, 28 Des 2006 18:48 WIB
Surabaya - Untuk menguak misteri semburan lumpur yang terjadi di sekitar sumur Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo, Polda Jawa Timur memanggil 2 spesialis geologi asal Indonesia.Keduanya adalah Guru Besar Geologi ITB Prof Sukendar Asikin dan ahli geologi dari Surabaya Sofyan Hadi.Keduanya yang dipanggil sebagai saksi ahli memberikan keterangan pada pukul 10.00-17.00 WIB, Kamis (28/12/2006) di ruang Reskrim Polda Jatim, Jl Ahmad Yani, Surabaya.Keduanya dicecar pertanyaan seputar pandangan mereka soal lumpur dari sudut keilmuan. Sebelumnya polisi sudah menetapkan 13 tersangka."Saya dipanggil untuk diminta memberikan informasi yang terjadi di Porong sesuai dengan ilmu yang saya pelajari, ya saya jelaskan panjang lebar, termasuk fenomena serupa yang terjadi di tempat lain," kata Sukendar usai pemeriksaan.Sementara Sofyan menjelaskan, polisi memerlukan second opinion kasus lumpur di Sidoarjo dari sisi geologi.Bencana GeologiDituturkan Sukendar, kasus semburan lumpur Sidoarjo ditinjau dari keilmuan dan perbandingan dengan tempat lain. Dia berpendapat itu adalah fenomena alam yang dinamakan bencana alam geologi."Saya bukan ahli pemboran, tapi berdasarkan fakta-fakta dan saya telah mempelajari kasus serupa di tempat lain, termasuk browsing internet dan membaca literatur di luar negeri, saya yakin ini mud volcano," katanya.Karena memang berdasarkan sejarah geologi, lanjut dia, di bawah Sidoarjo dan sekitarnya memang berpotensi terjadi mud volcano.Keyakinan serupa disampaikan Sofyan Hadi. Semua data-data sejarah di kawasan itu adalah mud volcano sudah dijelaskannya. Termasuk fenomena serupa yang terjadi di Buncitan, Sedati, Sidoarjo, Gununganyar, Surabaya, hingga semburan lumpur di Bangkalan Madura, termasuk yang baru-baru ini muncul juga di Bojonegoro."Saya menegaskan memang perlu ada penjelasan tentang kenapa semburan lumpur muncul di Jatim, karena berdasarkan catatan sejarah geologi, mulai dari Yogya, Gunungkidul, Semarang, Pati, Sidoarjo, Lamongan, dan Bojonegoro termasuk wilayah Jawa Timur.Dengan melihat semburan lumpur yang mencapai 300-900 barel, Sofyan langsung mencari literatur di internet, buku, termasuk pengalaman serupa di luar negeri."Ternyata memang tidak ada semburan lumpur baru di dunia. Secara geologi, kasus di Porong sangat luar biasa karena ahli geologi di dunia baru kali ini menjumpai mud volcano yang baru lahir dan masih segar," ujarnya.Sebab selama ini, kata dia, semburan lumpur yang ditemukan sudah lama dan terjadi ratusan tahun lalu.
(sss/ary)