Menelusuri Jejak Bisnis Daging Anjing Usai SE Larangan Konsumsi Diteken

Sudut Pandang

Menelusuri Jejak Bisnis Daging Anjing Usai SE Larangan Konsumsi Diteken

20detik Signature - detikNews
Senin, 18 Mar 2024 14:22 WIB
Jakarta -

Sambil menyantap makanan di depannya, Bintang menceritakan bahwa dirinya sudah terbiasa memakan daging anjing. Pemuda asal Solo itu mengakui jika masakan olahan daging anjing sangat mudah diperoleh di beberapa sudut kota.

Namun, kondisi ini belakangan berubah. Ia tidak menyangka bila berita tentang penangkapan truk bermuatan anjing di Kalikangkung awal Januari lalu membuatnya kesulitan untuk menemui salah satu makanan favoritnya itu.

Sambil terus mengunyah, ia menceritakan awal pertemuannya dengan masakan dari olahan daging anjing pada 2019 lalu. Menurutnya, saat itu daging anjing yang ia makan dapat mempercepat kesembuhan luka akibat kecelakaan yang dialaminya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lukanya itu cepat kering, terus gatal-gatalnya itu jauh berkurang kalau saya habis makan rica," ungkap Bintang kepada tim Sudut Pandang detikcom.

Bintang mengatakan, ada hal khusus yang membuatnya terus mencari masakan dari daging anjing. Sambil menunjuk sepotong daging dengan sendoknya, ia mengungkapkan bahwa tekstur daging anjing berbeda dengan daging sapi atau ayam yang lebih mudah didapatkan di pasaran.

ADVERTISEMENT

Soal khasiat, Benceng, seorang mantan penjual masakan olahan daging anjing juga mengatakan hal serupa. Pemilik warung yang berdiri di pinggir sungai dekat perbatasan Kota Surakarta dengan Kabupaten Boyolali ini kerap mendengar dari pembeli masakannya, bahwa mereka juga merasakan khasiat di balik daging anjing.

Ini adalah salah satu alasan mengapa warungnya dulu tidak pernah sepi. Di luar banyaknya penikmat masakan olahan daging anjing yang membeli karena percaya pada khasiat makanan, Benceng mengatakan bahwa sebagian lain pelanggan yang membeli masakannya hanya karena suka dengan rasa dan sensasi hangat usai memakannya.

Dengan racikan bumbu serta metode pengolahan yang tidak pernah berubah sejak empat puluh tahun lalu, Benceng mengaku bisa memperoleh omzet hingga satu juta rupiah lebih per harinya. Namun semuanya berubah sejak supplier anjing hidup dari Jawa Barat tertangkap.

Benceng saat ini tidak lagi menjual daging anjing. Selain tidak ada stok, Surat Edaran Wali Kota Solo yang sudah terbit membuatnya ketakutan. Oleh karena itu, kini Benceng hanya memasak daging itik. Meski memiliki lebih banyak tulang, daging itik memiliki tekstur yang paling mirip dengan daging anjing.

Atas usahanya ini, Benceng mengaku bahwa omzetnya turun drastis. Ia mengatakan, banyak pelanggan lamanya merasa kecewa saat mereka tidak bisa lagi menikmati masakan daging anjing miliknya. Alhasil, mereka pun mengurungkan niat untuk membeli seporsi rica-rica itik meskipun dimasak dengan cara yang sama.

"Wah harus babat alas (harus memulai usaha dari nol). Sulit sekali. Sekarang jangankan mencari satu juta, lima ratus ribu pun sulit," ungkap Benceng cemas.

Benceng pun menyalahkan pihak-pihak yang mendorong agar aturan pelarangan konsumsi daging anjing diterbitkan. Menurutnya, tuntutan itu hanya merugikannya dan orang-orang di ekosistem bisnis daging anjing.

Ia memahami bahwa keluh kesahnya ini tidak berarti apapun. Namun demikian, Benceng dengan tangan terbuka meminta solusi kepada pemerintah kota serta pihak yang terlibat dengan penerbitan SE yang diteken Gibran Rakabuming Raka 19 Februari 2024 lalu.

Menanggapi hal itu, Mustika Koordinator Lapangan dan Investigasi DMFI mengatakan bahwa usaha yang dilakukan untuk menyetop praktik konsumsi daging anjing itu merusak mata pencaharian orang lain.

"Non sense! ya sebetulnya gini kalau dibilang kami yang menyebabkan ekonomi terpotong, kembali lagi kepada aturan. Yang mana sudah diakui di seluruh dunia bahwa anjing ini bukan hewan konsumsi. Jadi kami sebetulnya melakukan secara yang aturannya. Tapi bagi para pekerja pengusaha itu dia akan merasa dirugikan
tapi itu kembali ke sebetulnya pilihan mereka yang dari awal mereka memilih bisnis itu, mereka seharusnya sudah tahu itu aturannya seperti apa," ungkapnya.

Sejak adanya SE tentang anjuran untuk tidak mengonsumsi daging anjing itu terbit, Pemerintah Kota Solo memang belum memberikan solusi apapun terhadap para penjual daging anjing di wilayahnya. Namun, Eko Nugroho Isbandijarso, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun sejumlah rencana ke depan tentang peta jalan pelarangan konsumsi daging anjing termasuk shifting usaha para pedagang masakan olahan daging anjing.

Sementara itu, Agus Triyono beserta 130 pedagang masakan olahan daging anjing yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Kuliner Daging Anjing wilayah Solo Raya akan mengikuti anjuran pemerintah kota. Sebagai ketua paguyuban itu, Agus mengatakan bahwa tidak ada pilihan bagi para pedagang untuk mengganti bahan daging anjing dengan daging lain atau serta merta berganti usaha.

Namun, di tengah ketidakpastian nasibnya saat ini, Agus menginginkan solusi terbaik bagi para penjual masakan olahan daging anjing. Bukan hanya berdiam diri, Agus mengaku sudah melakukan banyak hal termasuk meminta dukungan dari anggota DPRD Surakarta dalam menyelesaikan masalah ini. Sayangnya, tidak satupun dari mereka yang mau menengahi atau memfasilitasi dialog untuk menemukan solusi bersama.

"Ya kalau bisa ya. harapan teman-teman, kita tetap jualan. Yang kedua, kalau itu memang aturan itu ada atau memang dipersiapkan aturan. Ya kita minta perlindungan dari pemerintah," pinta Agus.

(vys/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads