Nuklir Iran Mau ke Mana?
Rabu, 27 Des 2006 22:13 WIB
Jakarta - Iran dan Korea Utara merupakan dua negara yang menjadi pusat perhatian dunia internasional selama tahun 2006. Program nuklir dua negara tersebut membuat khawatir berbagai pihak terutama Amerika Serikat (AS). Sampai-sampai Dewan Keamanan (DK) PBB turun tangan menjatuhkan sanksi terhadap Iran atas desakan AS. Mau kemana nuklir Iran?Tahun 2007 mendatang sejumlah pengamat memprediksi, isu nuklir Iran dan Korut akan tetap menjadi masalah serius dunia internasional yang akan terus mengganjal."Akan terjadi perubahan strategi di antara negara-negara yang saling bertentangan. Tapi kita tidak bisa berharap sikap dasar masing-masing pihak akan berubah," ujar pengamat masalah nuklir dari International Institute for Strategic Studies (IISS) London, Mark Fitzpatrick seperti dikutip BBC, Rabu (27/12/2006).Bahkan, lanjut Fitzpatrick, sanksi yang dijatuhkan DK PBB melalui Resolusi No 1737 yang disetujui secara bulat oleh 15 anggotanya, tidak akan menghentikan program pengayaan uranium yang telah dilakukan Iran.Secara lantang Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menentang keras sanksi tersebut. "Mereka seharusnya jangan berpikir dapat memperoleh keputusan salah dengan bantuan Dewan Keamanan. Ubah keputusan Anda dan kita duduk dan bicara," cetusnya beberapa waktu lalu.Penolakan ini tentu saja membuat negara-negara yang mensponsori resolusi tersebut semakin ketar-ketir. Karena Iran telah terbukti tangguh menghadapi sanksi ekonomi sebelumnya.Mengapa sebenarnya program nuklir Iran begitu dikhawatirkan? Padahal Iran berkali-kali mengklaim tujuan mereka mengembangkan nuklir adalah untuk kepentingan energi di masa datang.Mengutip analisa dosen FISIP-UI Jurusan Hubungan Internasional Ninok Leksono, secara umum, yang paling penting bagi Iran adalah penguasaan teknologi nuklir itu sendiri. Hal itu jauh lebih luas dari sekadar pengoperasian reaktor nuklir untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Kalau hanya mengoperasikan reaktor nuklir PLTN, Korsel dan Jepang juga banyak mengoperasikan. Kenapa Iran dipermasalahkan? Seandainya pun Iran sekadar membeli reaktor PLTN dari Rusia dan tidak berinisiatif menguasai teknologi pengayaan uranium, masalah ini tidak akan menjadi isu internasional. Negara-negara Barat geger karena pada bulan Agustus 2002 menemukan instalasi Natanz yang memperlihatkan kemampuan Iran dalam proses pengayaan uranium yang kompleks hingga mendekati kemurnian untuk bahan senjata nuklir.Dalam proses pembuatan bom nuklir ada dua jalur, yakni yang berbahan uranium dan plutonium. Oleh Barat, Iran juga disebut aktif mengembangkan jalur plutonium, yakni melalui fasilitas reaktor air di Isfahan dan juga di Arak. Belum lagi rencana membangun reaktor sentrifugal untuk mendapatkan plutonium yang akan segera dibangun Iran.Temuan inilah yang membuat kepercayaan dunia internasional terhadap tujuan nukilr damai Iran jatuh. Apalagi sebagai negara pengekspor minyak keempat terbesar di dunia, untuk apa Iran ngotot memiliki reaktor pengayaan nuklir.Kekhawatiran lainnya adalah latihan perang besar-besaran Iran yang sukses menguji coba rudal Shahab 1 dan Shahab 2. Rudal yang memiliki jarak jangkauan 2000 km itu diyakini bisa membawa hulu ledak nuklir.Mau kemana nuklir Iran? Apakah hanya gertak untuk mengimbangi kekuatan AS yang terlalu dominan? hanya Iran dan Presidennya Mahmoud Ahmadinejad yang tahu. Masyarakat internasional hanya bisa berharap perang nuklir abad 21 tidak benar-benar terjadi.
(bal/bal)