Cerita Porter di Stasiun Pasar Senen, Tak Mudik demi Kuliah Anak

Cerita Porter di Stasiun Pasar Senen, Tak Mudik demi Kuliah Anak

Annisa Aulia Rahim - detikNews
Senin, 11 Mar 2024 16:37 WIB
Pemandangan di Stasiun Pasar Senen dan porter-porter di lokasi. 11 Maret 2024. (Annisa Aulia Rahim/detikcom)
Pemandangan di Stasiun Pasar Senen dan porter-porter di lokasi, 11 Maret 2024. (Annisa Aulia Rahim/detikcom)
Jakarta -

Bahru (50) adalah seorang kepala rumah tangga yang rela meninggalkan keluarganya untuk mencari rezeki menjadi seorang porter di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Bapak dua anak itu rela tidak pulang mudik nanti demi mencukupi biaya kuliah sang anak di kota pelajar, Yogyakarta.

Seperti halnya para porter lain di Stasiun Pasar Senen, Bahru tampak mengenakan seragam berwarna hijau bertulisan 'porter' di sebelah dada kirinya dan namanya di sebelah kanan. Pada jam makan siang, Bahru tampak istirahat sembari minum kopi bersama teman porter lainnya.

Selama 13 tahun ia menjadi porter di Stasiun Pasar Senen dan berpisah dengan keluarga kecilnya. Selama itu, baru dua kali Bahru berlebaran bersama keluarganya di kampung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiap Lebaran aku nggak pulang. Selama kerja, aku baru dua kali Lebaran pulang pas pandemi Corona," kata Bahru kepada detikcom di Stasiun Pasar Senen, Senin (11/3/2024).

Ia mengatakan, setiap Ramadan hingga Lebaran, akan ada banyak penumpang kereta yang naik dari Stasiun Pasar Senen. Ia mengaku dari situlah rezekinya datang untuk membiayai anaknya kuliah.

ADVERTISEMENT

"Nggak (mudik ke kampung halaman), soalnya di sini kan rame. Harus biayain kuliah anak juga," imbuhnya.

Bahru (50), porter di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, 11 Maret 2024. (Annisa Aulia Rahim/detikcom)Bahru (50), porter di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, 11 Maret 2024. (Annisa Aulia Rahim/detikcom)

Bahru mengaku sedih lantaran Lebaran kali ini ia tidak bisa mudik ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah. Terlebih, sang anak sudah memintanya pulang agar dapat berkumpul bersama pada momen Lebaran nanti.

"Udah bilang ke anak-istri. Emang sebenernya anak saya pengennya kumpul. Tapi ya aku ceritain kondisi saya gini-gini. Kasih pengertian," ujarnya.

"Kalo dikatakan sedih ya sedih banget. Tapi kita namanya orang tua kewajibannya kan cari nafkah," sambungnya.

Meski begitu, Bahru mengaku bisa meraup Rp 100-200 ribu per hari sebagai porter Stasiun Pasar Senen. Bahkan, katanya, per bulan ia dapat meraup Rp 6 juta.

"Nggak nentu, kadang dapet Rp 100 ribu, paling gede Rp 200 ribu. Kita kan udah tua juga, kondisi badan juga terbatas. Tapi bagiku yang penting kita bisa biayain anak istri," ujarnya. "Ya Rp 6 juta lah (pendapatan per bulan)," tambahnya.

(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads