Berkah Porter Tanah Abang Jelang Ramadan, Raup Cuan Rp 700 Ribu Sehari

Berkah Porter Tanah Abang Jelang Ramadan, Raup Cuan Rp 700 Ribu Sehari

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Senin, 11 Mar 2024 13:10 WIB
Di Pasar Tasik, Tanah Abang, Jakarta Pusat, terdapat ratusan pekerja panggul alis porter. Mereka saling berhalu-lalang sambil memanggul karung dagangan.
Ilustrasi Kuli Panggul Pasar Tanah Abang (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Menjelang Ramadan 1445 hijriah, warga berbondong-bondong datang ke Pasar Tanah Abang untuk berburu busana maupun perlengkapan lain. Tumbuhnya geliat perekonomian di pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara itu tak hanya menjadi berkah bagi pedagang, melainkan porter.

Lalu lalang kuli angkut, biasa disebut porter, menjelang Ramadan pun menjadi pemandangan lazim bagi masyarakat yang berkunjung di Pasar Tanah Abang, tak terkecuali Syamsudin (50). Sambil menawarkan jasa porter, Syamsudin mengaku bersyukur kini pasar kembali ramai didatangi pengunjung.

"Alhamdulillah mulai ramai dari seminggu kemarin, ya gini, ada aja yang butuh bantuan angkut," kata Syamsudin saat ditemui detikcom di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia yang sudah 10 tahun berprofesi sebagai porter itu mengaku bisa mengantongi penghasilan hingga Rp 700 ribu per hari selama seminggu terakhir ini. Padahal biasanya ia hanya mengantongi Rp 100-200 ribu per hari.

"Sehari bisa kemarin Rp 700 ribu. Pagi ini juga saya lumayan, sudah dapet Rp 300 ribu. Ya tapi kan kaya gini musiman ya. Jadi kalau dapat banyak di tabung juga, dikirim ke kampung juga," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau hari biasa bisa kadang seratus, kadang dua ratus (ribu rupiah)," sambungnya.

Syamsudin (50) berprofesi sebagai porter di Pasar Tanah Abang (Belia/detikcom)Syamsudin (50) berprofesi sebagai porter di Pasar Tanah Abang. (Belia/detikcom)

Selain grosir, Syamsudin menerima jasa angkut barang dari pembeli eceran. Sebab, pelanggan eceran justru berani memberi bayaran lebih untuk satu kali angkut.

"Satu kali angkut itu ada yang 25 kilo, 50 kilo, 100 kilo. Kalau dari toko, tempat saya bekerja Rp 20 ribu per satu kali angkut. Kalo dari pembeli eceran, ada yang kasih Rp 20-30 ribu. Kalo pas ketemu pembeli dari luar negeri bisa kasih bayaran sampai Rp 50-100 ribu sekali angkut," tuturnya.

Saat bertugas, Syamsudin adu cepat mencari pelanggan dengan rekan sesama porternya. Maklum, jumlah porter di Pasar Tanah Abang bukan satu-dua, melainkan ratusan orang.

Menurut Syamsudin, menjadi porter mesti jeli dalam melihat peluang kedatangan barang.

"Porter di Tanah Abang bisa ratusan orang. Satu mandor itu bisa membawahi sekitar 200 porter, jadi harus berebut kalau mau angkut barang. Tapi kadang kan yang muda tuh masih pada semangat ya. Jadi suka keduluan mereka," ungkapnya.

Ia mengatakan beberapa kali saat COVID-19 dia tak dapat penghasilan dari jas angkut itu. Ia pun mengandalkan tabungannya dan bekerja serabutan sehingga ia bersyukur dengan kondisi pasar yang kian ramai.

"Pernah nggak dapat upah. Waktu mulai banyak kasus COVID- 19 itu dan akhirnya tidak dapat uang buat makan. Jadi ngandelin tabungan sama ngojek satu-dua penumpang," tutupnya.

Simak juga 'Jelang Ramadan, Harga Daging Sapi-Ayam di Pasar Ciledug Naik':

[Gambas:Video 20detik]



(bel/taa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads