.webp)
Salah satu warga yang menjalani tradisi munggahan adalah Rizal Setiawan dari Kecamatan Gunungkencana. Ia rela menempuh jarak 38 km bersama keluarga untuk munggahan di Pantai Bagedur.
Untuk diketahui, munggahan merujuk KBBI daring, memiliki arti sebagai tradisi berkumpul dan makan bersama dengan keluarga atau teman untuk menyambut bulan Ramadan.
"Sudah menjadi tradisi bagi keluarga kami menjelang puasa pasti munggahan ke Pantai Bagedur," kata Rizal kepada wartawan, Minggu (10/3/2024).
Munggahan yang dilakukan Rizal dengan bancakan atau makan bersama keluarga. Setelah itu, dilanjutkan dengan bermain air di laut.
"Bakar ikan bersama keluarga, lalu anak-anak berenang," tuturnya.
Rizal mengaku gembira bisa bertemu dengan bulan Ramadan tahun ini. Ia juga berharap diberi kesehatan agar bisa menjalani puasa sebulan penuh.
"Senang yah ketemu bulan Ramadan tahun ini, puasa setahun sekali, semoga lancar puasa tahun ini," jelasnya.
Warga lain bernama Wahyu juga sengaja datang ke Pantai Bagedur untuk munggahan. Ia datang bersama istri dan sanak saudara.
"Iya lagi munggahan sebelum puasa," kata Wahyu.
Wahyu menjelaskan munggahan di Pantai sebelum puasa jadi hal yang paling ditunggu. Suasana pantai yang ramai menambah kebahagiaan tersendiri bagi Wahyu.
"Suasananya banyak orang, pengunjung lain yang juga yang datang buat munggahan. Jadi kebahagiaannya bertambah," jelasnya.
Sementara itu, pengelola Pantai Bagedur Yoga Setiawan membenarkan Pantai Bagedur akan ramai dikunjungi warga menjelang bulan Ramadan. Selain pengunjung yang membawa keluarga, ada pula santri dari berbagai pondok pesantren.
"Dari hari Kamis sampai Sabtu, pengunjung sih ada saja, terutama para santri dari berbagai pondok pesantren," ujar Yogi.
Yogi tidak merinci jumlah kunjungan di Pantai Bagedur hari ini. Meski begitu, ia meminta pengunjung agar tetap berhati-hati selama berada di kawasan pantai.
"Selalu waspada, awasi anak-anak yang bermain di bibir pantai," imbuhnya. (rfs/rfs)
