Anggota DPD RI sekaligus aktivis perempuan Fahira Idris menyebut ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dalam mengakses sumber-sumber ekonomi menjadi salah satu isu besar perempuan di banyak negara-negara dunia saat ini. Dia menilai masih banyak negara di dunia yang kebijakannya belum optimal untuk meningkatkan kiprah perempuan dalam berbagai bidang pembangunan.
Menurutnya, ketimpangan tersebut bisa diperkecil dengan membuka seluas-luasnya akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi, pasar tenaga kerja, perbaikan kondisi pasar tenaga kerja, dan meningkatkan cakupan kewirausahaan serta menghapus kekerasan terhadap perempuan.
"Salah satu isu yang masih dihadapi perempuan-perempuan di dunia saat ini adalah akses mereka terhadap sumber-sumber ekonomi masih sangat terbatas dan timpang. Padahal ketimpangan gender terutama dalam bidang ekonomi menjadi faktor signifikan ketimpangan besar yang terjadi di dunia saat ini. Oleh karena itu, sudah saatnya, akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi dibuka seluas-luasnya agar lebih berdaya sehingga bangsa-bangsa atau di negara di dunia bisa lebih sejahtera," ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya (10/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, makna keberdayaan terutama bagi perempuan di dunia adalah saat semua perempuan tanpa terkecuali dapat ikut berpartisipasi serta berkiprah dalam semua sisi kehidupan dan pembangunan.
Dia menegaskan keberdayaan perempuan salah satunya dalam mengakses sumber-sumber ekonomi ini sesuai dengan tema Hari Perempuan Sedunia 2024 yaitu 'Inspire Inclusion' yang menekankan pentingnya peran inklusi dalam mencapai kesetaraan gender.
"Tema Hari Perempuan Sedunia 2024 yaitu 'Inspire Inclusion' memerlukan aksi yang lebih konkret dan nyata agar efektif membuka sumbatan, tantangan, hambatan dan stereotip, dan menciptakan lingkungan di mana semua perempuan dihargai dan dihormati. Artinya, pemberdayaan perempuan tidak akan mengurangi keberdayaan kaum laki-laki. Karena sejatinya perempuan dan laki-laki adalah mitra, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," tutup Fahira Idris.
Sebagai informasi, Hari Perempuan Internasional diperingati untuk meningkatkan kesetaraan, menghilangkan diskriminasi, serta menjamin hak-hak kaum perempuan di dunia. Setiap tanggal 8 Maret dijadikan simbol perjuangan emansipasi perempuan dan sebuah momentum untuk menghargai perjuangan dalam kesetaraan hak serta kesempatan.