Hapuskan Atase Teknis KBRI

Wawancara Suripto di Den Haag

Hapuskan Atase Teknis KBRI

- detikNews
Jumat, 22 Des 2006 18:14 WIB
Den Haag - Keberadaan atase teknis di lingkungan KBRI tidak efektif dan mubazir. Sudah saatnya atase teknis dihapuskan dan cukup ditangani diplomat Deplu.Tiga KBRI di Eropa, KBRI Wina, KBRI Berlin dan KBRI Den Haag, mendapat kunjungan kerja dua orang anggota Komisi I DPR RI, Suripto dan AS Hikam. Dari hasil temuan lapangan utusan Komisi I DPR RI Suripto akan mengusulkan supaya atase-atase teknis di KBRI dihapuskan. Organisasi KBRI saat ini dinilai tidak efisien, kehadiran atase-atase teknis sering kurang relevan dengan misi diplomatik, tumpang tindih, sehingga mempengaruhi efektifitas misi.Kamis malam atau Jumat (22/12/2006) pagi WIB, detikcom berhasil mewawancarai mantan Staf Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) itu. Suripto datang seorang diri, mengenakan jas hitam, kemeja warna merah jambu berkerah putih cemerlang, dengan lilitan dasi merah marun. Kacamata hitamnya selaras dengan alisnya yang tebal, sementara syal palekat melengkapi tekanan pada penampilannya.Tidak terlihat pejabat dari KBRI mendampingi Suripto. Dia sudah ditawari, namun menolak. Alasannya, dia tidak mau merepotkan dan lagipula sudah diongkosi dari Jakarta. Selama 4 hari di Belanda, Suripto lebih memilih keluyuran sendiri dengan angkutan umum, termasuk menemui elemen-elemen masyarakat untuk memperkaya masukan. Sementara Hikam telah lebih dulu meninggalkan Belanda.Wawancara berlangsung di sebuah kedai di Den Haag. Di tengah wawancara, Suripto masih sempat mengatur reservasi tiket kereta ke Jerman, lalu dari sana meneruskan perjalanan pulang ke tanah air, Jumat hari ini. Berikut ini petikannya.Kedatangan Anda ke KBRI Den Haag ini dalam rangka apa? Dalam rangka fungsi pengawasan. Kami cuma berdua, saya sendiri dan AS Hikam. Komisi I kan antara lain membidangi pertahanan, luarnegeri dan informasi. KBRI Den Haag merupakan satu dari tiga KBRI yang kami datangi. Dua lainnya adalah KBRI Wina dan KBRI Berlin.Apa saja hasil atau temuan yang diperoleh? Dengan organisasi KBRI seperti sekarang, misi diplomatik kita tidak akan bisa optimal. Saya melihat atase-atase teknis di KBRI tidak perlu, sehingga secara prinsip harus, saya tekankan harus dihapuskan. Bisa dipaparkan alasan-alasan mengapa harus dihapuskan?Keberadaan atase teknis itu kurang relevan, tidak efektif, tumpang tindih dan mubazir. Diplomacy skill (keterampilan diplomasi) mereka juga kurang memadai, terutama kemampuan berbahasa. Akibatnya misi jadi kurang tajam. Atase-atase teknis itu juga lebih banyak melayani tamu pejabat teknisnya. Bahkan seringkali terjadi atase teknis melaporkan kegiatannya yang tidak sepengetahuan KBRI.Di KBRI Berlin saya malah menemukan ada penempatan BIN di Atase Pertahanan. Ya, buat apa? Di era pasca Perang Dingin ini intelijen kita mau memata-matai siapa di Eropa? Kalau mau menempatkan BIN itu lebih relevan di Singapura, AS, atau Pakistan. Lagipula di era sekarang ini sudah kuno menempatkan intelijen di Kedubes. Negara-negara lain sudah lebih variatif dengan cara non-official cover (NOC), misalnya dengan menempatkan intelijen di bank hingga LSM. Bukan di Kedubes.Lalu solusinya bagaimana?Dalam pandangan saya, tugas atase teknis itu bisa dan lebih tepat dipegang oleh diplomat-diplomat Deplu. Caranya, sebelum penempatan diplomat-diplomat yang mau diangkat disiapkan dulu, bila perlu dengan magang di departemen terkait selama 1 atau 2 tahun. Ini akan lebih efektif dan lebih efisien, terutama dari segi biaya. Jika satu atase rata-rata punya 4 orang staf, maka luarbiasa biaya penempatan dan operasional yang bisa kita hemat.Kekecualian tetap harus dipertimbangkan untuk misi dan bidang yang sangat khusus, misalnya di KBRI Wina tempat IAEA (Badan Energi Atom Internasional, red) berkantor, perlu ada atase khusus bidang nuklir. Diplomat Deplu tidak akan bisa menguasai, karena sangat teknis. Untuk Atase Pertahanan, menurut saya cukup satu saja untuk seluruh Uni Eropa, dengan penempatan di Brussel, Belgia. Kekecualian-kekecualian ini bisa diformulasikan. Anda yakin temuan dan hembusan perubahan ini akan bersambut di Jakarta?Saya akan laporkan ke Pak Theo (Theo Sambuaga, Ketua Komisi I DPR RI, red). Kita concern pada peningkatan kinerja KBRI dan misi Deplu sebagai mitra kerja. Dengan Deplu sendiri sebelumnya situasi KBRI itu sudah pernah dikonsultasikan?Deplu sebelumnya sudah membuat kajian tentang efisiensi dan efektifitas KBRI sebagai ujung tombak misi. Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan organisasi seperti sekarang KBRI di seluruh dunia belum optimal dalam mengimplementasikan fungsi dan tugas pokoknya, yaitu dalam rangka total diplomacy. Perombakan organisasi seperti yang saya paparkan di atas perlu didukung demi meningkatkan kinerja misi diplomatik kita. (es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads