Bamsoet-Tatam Dapat Gelar Dato' Sri Utama dari Sultan Kota Pinang XIV

Bamsoet-Tatam Dapat Gelar Dato' Sri Utama dari Sultan Kota Pinang XIV

Inkana Putri - detikNews
Sabtu, 09 Mar 2024 19:27 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo
Foto: Dok. MPR
Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Putra Sulung Megawati Soekarno Putri, Mohammad Rizki Pratama (Tatam) mendapat gelar Dato' Sri Utama dari Sultan Kota Pinang XIV. Adapun gelar tersebut diberikan di acara penobatan Tengku Irvan Bahran menjadi Sultan Kota Pinang.

Bergelar 'Seri Paduka Yang Mulia Yang Dipertuan Besar Tuanku Sultan Irvan Bahran Ma'moer Perkasa Alamsyah I', Irvan menjadi Sultan Kota Pinang XIV , meneruskan tahta dari Sultan Ma'moer Perkasa Alamsyah.

"Saya memberikan apresiasi yang luar biasa atas acara penobatan sahabat saya Tengku Irvan Bahran sebagai Yang Dipertuan Besar Kotapinang Sultan Irvan Bahran Ma'moer Perkasa Alamsyah I, yang tentunya akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan untuk diemban. Khususnya untuk mewujudkan visi besar mengangkat kembali adat budaya Melayu, mewujudkan bangsa Melayu yang makmur dan sejahtera, serta mengembalikan masa-masa kejayaan dan masa-masa keemasan bangsa Melayu. Saya yakin dan percaya, Sultan Irvan Bahran Ma'moer Perkasa Alamsyah I, akan mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab tersebut dengan sebaik-baiknya," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (9/3/2024).

Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan sambutan di acara pertabalan Sultan Kota Pinang di Kota Medan Sumatera Utara, hari ini.

Bamsoet menjelaskan Kesultanan Kotapinang pada awalnya bernama Kesultanan Pinang Awan. Kesultanan ini didirikan oleh Batara Sinomba, Putra dari Sultan Alamsyah Syaifuddin dari Kerajaan Pagaruyung.

Ia menambahkan, wilayah kekuasaan Kerajaan Kotapinang ada di sekitar Sungai Barumun. Saat itu, Sultan Batara Sinomba menyatukan dua suku besar, yaitu Dasopang dan Tamba.

"Setelah Jepang meninggalkan Indonesia pada tahun 1945, para sultan di Sumatera Timur menghendaki kedudukannya sebagai raja kembali dipulihkan. Namun setahun kemudian, pergerakan anti kaum bangsawan dalam sebuah revolusi sosial Sumatera Timur, tidak menginginkan adanya pemulihan sistem feodalisme tersebut," jelas Bamsoet.

Ketua DPR ke-20 ini pun menambahkan, pada 3 Maret 1946, terjadi peristiwa revolusi sosial besar-besaran serempak di Sumatera timur. Kesultanan Kota Pinang pun menjadi korban dari peristiwa revolusi sosial tersebut.

Peristiwa penjarahan, pembakaran istana dan pembunuhan terhadap sultan dan para kerabat kesultanan pun terjadi pada saat itu.

"Pada tanggal 7 Maret 1946 Yang dipertuan Besar Sultan Ma'moer Perkasa Alamsyah meninggal dunia, menjadi korban dari peristiwa revolusi tersebut. Setelah meninggalnya Yang dipertuan Besar Sultan Ma'moer Perkasa Alamsyah, pada tahun 1946 Kesultanan Kotapinang masuk dalam bingkai NKRI, namun belum memiliki seorang kepala adat bergelar sultan," urai Bamsoet.

Bamsoet mengungkapkan pada 14 Januari 2024, empat raja dari wilayah Kesultanan Kotapinang yaitu Raja Musa Hidayat, Dzurryat Raja di Si Sumut; Raja Syahrial Nasution, Dzurryat Raja di Pinang Awan; Raja Khailuddin, Dzurryat Raja di Air Merah dan Raja Darmansyah, perwakilan Raja Distrik di Kotapinang, berkumpul dan bermufakat.

Hasilnya, Tengku Irvan Bahran Bin Tengku Mohammad Anwar bin Tengku Long Moestafa ibni Sultan Moestafa Ma'moer Perkasa Alamsyah diangkat menjadi Yang dipertuan Besar Sultan Kotapinang.

"Kesultanan Kota Pinang memiliki sejarah panjang yang jika tidak diangkat dan dikemukakan dalam momentum adat bisa jadi akan terlupakan oleh generasi muda. Tentunya kita tidak ingin, generasi muda bangsa kita semakin tercerabut dari akar budayanya, semakin abai dan lalai terhadap adat budayanya sendiri, karena terbawa oleh arus modernitas zaman dan globalisasi," pungkas Bamsoet.

Sebagai informasi, turut hadir pada acara ini yakni, Sultan Langkat Azwar Azis Abdul Djalil Rachmadsyah, Sultan Deli Machmud Aria Lamanjiji Perkasa Alamsyah, Sultan Serdang Achmad Thalaa Shariful Alamsyah, Sultan Asahan M Iqbal Alvinanda Abdul Djalil Rachmadsyah, Sultan Palembang Iskandar Mahmud Badaruddin, Yang Dipertuan Kualuh Zainul Abidin serta Ketua Umum DPP Forum Silaturahmi Keraton Nusantara Brigjen (Pol) AA. Mapparressa.

Selain Bamsoet dan Tatam, gelar juga diberikan kepada Lenny Sri Mulyani dan Dewi Puspa. Keduanya mendapat gelar masing-masing sebagai Seri Adhanareswari Caksana Utama dengan gelaran Datin Seri Utama yang memiliki makna wanita yang mulia dan bijaksana, serta Seri Darmastuti Gayatri Utama dengan gelaran Datin Seri Utama, yang bermakna wanita yang penuh pengabdian dan menawan.

(anl/ega)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads