Aparat gabungan hari ini melanjutkan upaya pencarian kepada pesawat Smart Air yang hilang kontak dan diduga jatuh di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Ada tiga lokasi yang hari ini menjadi fokus pencarian petugas.
"Lokasi pencarian: 3Β°37'34.58"N 116Β°24'51.46"E (Lokasi Spider), lokasi 3Β°44'10.00"N 115Β°50'53.58"E (LUT Singapura), lokasi 3Β°44'9.10"N 115Β°55'45.36" (LUT Australia)," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Utara Kombes Budi Rachmad saat dihubungi, Sabtu (9/3/2024).
Saat ini petugas belum mengetahui pasti lokasi diduga jatuhnya Smart Air. Sejumlah peralatan alutsista juga telah dikerahkan dalam mencari keberadaan pesawat kargo tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sarana yang dikerahkan, Rescue Car Dmax, Fix Wing 3 Unit (PK-SNO, PK-SNG, PK-VVU), Heli Bell BKO Koopsdam VI/Mlw, Heli Rapeling 5 set, Alkom, Halmatro Rescue Cuting," ujar Budi.
Selain pencarian menggunakan helikopter via pemantauan udara, pencarian melalui jalur darat juga dilakukan. Budi mengatakan personel TNI-Polri telah ikut dikerahkan dalam mencari Smart Air.
"Mengerahkan personel Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan masyarakat guna mendukung guna mendukung pencarian," katanya.
Pesawat kargo Smart Air itu diduga terjatuh di Bukit Narif di wilayah Krayan Tengah, Nunukan, pada Jumat (8/3). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan pesawat tersebut diawaki satu pilot dan satu teknisi.
"Pesawat PK-SNE dengan satu pilot dan satu teknisi, take off dari Bandara Tarakan pukul 00.25 UTC/08.25 Wita dan estimasi landing di Lapter Binuang 01.20 UTC/09.20 Wita membawa kargo 583 kg," kata jubir Kemenhub Adita Irawati kepada wartawan, Jumat (8/3).
Pesawat perintis kargo tersebut PK-SNE milik Smart Air jenis PC6 Pilatus dengan rute Bandara Tarakan-Lapter Binuang-Bandara Robert Atty Bessy (LNU) hilang kontak pada Jumat (8/3) pukul 11.22 Wita. Kemenhub mengatakan telah disiapkan posko pusat krisis untuk pengumpulan informasi pencarian pesawat tersebut di Bandara Tarakan dan Bandara Malinau.