Indonesia Tak Kebagian Konser Taylor Swift Bikin Luhut Angkat Bicara

Indonesia Tak Kebagian Konser Taylor Swift Bikin Luhut Angkat Bicara

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 09 Mar 2024 08:37 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan paparan pada pertemuan The 4th Indonesia Fintech Summit yang diprakarasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BI, AFTECH, dan AFPI di Bali, Kamis (10/11/2022). OJK bersama pemerintah dan pelaku industri finansial teknologi berkomitmen terus mendukung peran industri fintech dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung stabilitas keuangan nasional serta memberikan perlindungan optimal kepada masyarakat pengguna layanan fintech serta ekosistemnya. ANTARA FOTO/HO/Humas OJK/wpa/tom.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (ANTARA FOTO/HUMAS OJK)
Jakarta -

Konser penyanyi pop country asal Paman Sam, Taylor Swift, di negeri Singapura sukses dan mencuri perhatian publik. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sampai-sampai angkat bicara soal Indonesia tak kebagian konser Taylor Swift.

Singapura menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang disambangi penyanyi asal Amerika Serikat tersebut dalam tur dunianya, The Eras Tour. Menko Luhut menilai pihak Indonesia kurang cerdas tak kebagian pentas Taylor Swift.

"Seperti contoh kemarin Taylor Swift itu, kita Indonesia aja yang kurang cerdas menurut saya," kata Luhut, seperti dalam video yang diunggah, Jumat (8/3).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut mengatakan hadirnya artis global ke Indonesia merupakan sebuah persaingan antarnegara. Luhut berani pasang badan jika ada pihak atau promotor yang kesulitan mendatangkan artis top dunia.

"Nah, kalau orang bisa mem-booked, ya kita booked aja. Mesti bayar, kita bayar. Apalah, itu kan persaingan. Nggak ada yang salah itu. Ayo kalian bawa aja. Kalau ada masalah, beri tahu saya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mau Bikin Konser Tandingan

Luhut sebelumnya mengatakan akan menyelenggarakan konser musik eksklusif untuk menandingi Singapura. Sebagai informasi, Singapura mengontrak Taylor Swift agar hanya tampil di sana.

"Apa yang diberikan Singapura, kita berikan sama dia (artisnya). Kita harus berani bersaing. Kalau Singapura bisa untung, masa kita tidak bisa?" kata Luhut dikutip dari Antara, Kamis (7/3).

Taylor Swift saat konser di Sydney Australia pada Eras World Tour, 23 Februari 2024.IMAGE RESTRICTED TO EDITORIAL USE - STRICTLY NO COMMERCIAL USETaylor Swift saat konser di Sydney Australia pada Eras World Tour, 23 Februari 2024. (IMAGE RESTRICTED TO EDITORIAL USE - STRICTLY NO COMMERCIAL USE Foto: David Gray/AFP)

Luhut mengaku sudah mengadakan rapat terkait rencana itu dan memutuskan, dalam enam bulan, salah satu pelaku usaha bidang hiburan yang mendatangkan artis luar negeri sudah mendapatkan izin kegiatan. Dia meminta pelaku usaha itu melakukan kontrak dengan artis lain dan mengadakan konser tandingan.

"Enam bulan, dia (pelaku usaha) sudah dapat izin, kontrak saja (artinya). Saya ada satu pemain dalam bidang hiburan ini, saya bilang cari (artis) yang lain, itu sudah, kontrak saja berapa lama," ucapnya.

Luhut mengaku aksi eksklusif negara tetangga itu memberikan pundi-pundi pendapatan berupa devisa termasuk tingkat hunian hotel penuh selama sembilan hari di negeri dengan ikon kepala singa itu.

"Selama dua minggu tidak bisa ke Singapura karena ada Taylor show di sana, sembilan hari hotel penuh, kenapa? Karena di Indonesia tidak bisa pertunjukan dia," katanya.

Simak Video 'Luhut Cari Orang yang Bisa Datangkan Taylor Swift Konser di RI':

[Gambas:Video 20detik]



Komentar PM Lee

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong juga sudah angkat bicara tentang hebohnya konser Taylor Swift di negaranya. Di sela-sela KTT ASEAN-Australia di Melbourne, Australia, pemimpin negeri Singa itu mengakui pemerintahnya membuat kesepakatan memberikan dana subsidi kepada Taylor Swift dan timnya demi menjadikan Singapura sebagai perhentian satu-satu turnya di Asia Tenggara.

Lee mengatakan bahwa kesepakatan tersebut bukanlah hal yang 'tidak bersahabat' terhadap negara-negara tetangga dan telah terbukti menjadi kesepakatan yang sukses.

"Jika hal tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang saling menguntungkan - dan, dari sudut pandang Singapura, tidak hanya berfungsi untuk menumbuhkan perekonomian, namun juga mendatangkan pengunjung dan niat baik dari seluruh kawasan - Saya tidak mengerti kenapa tidak," katanya, seperti dikutip dari The Straits Times, Selasa (5/3).

PM Lee mengatakan hal tersebut untuk menanggapi pertanyaan dari jurnalis The Sydney Morning Herald pada konferensi pers pada tanggal 5 Maret.

Menanggapi pertanyaan mengenai kritik bahwa kesepakatan tersebut telah melemahkan semangat kerja sama di dalam ASEAN, PM Lee mengatakan: "Kesepakatan telah tercapai, dan ternyata merupakan perjanjian yang sangat sukses."

"Saya tidak melihat itu sebagai tindakan yang tidak ramah. Terkadang, satu negara membuat kesepakatan. Terkadang negara lain melakukannya," ujarnya seraya menambahkan bahwa insentif yang diberikan kepada Swift berasal dari dana yang bertujuan untuk menghidupkan kembali industri tersebut setelah pandemi COVID-19.

Sementara itu, pemerintah Thailand dilaporkan merasa Singapura main curang dengan mengklaim Taylor Swift hanya untuk dirinya sendiri. Bahkan, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, sempat blak-blakan menuding Singapura telah melakukan kesepakatan eksklusif yang membuat Taylor Swift hanya mau tampil di Singapura saja.

Halaman 2 dari 2
(rfs/dwia)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads