Gembong narkoba, Murtala Ilyas, melakukan transaksi sabu langsung dengan jaringan dari Malaysia. Transaksi sabu dilakukan di depan sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan Murtala memakai peci sebagai kamuflase. Transaksi juga dilakukan pada saat waktu salat Subuh.
"Sebagai kamuflase, dia memakai peci seolah-olah mau ibadah di masjid di Medan, Sumatera Utara, Jalan Gatot Subroto. Itu transaksi dilakukan subuh," kata Panjiyoga saat dihubungi, Kamis (7/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panjiyoga mengatakan barang haram yang didapat dari jaringannya tersebut diturunkan dari dalam mobil di depan masjid tersebut.
"Dia (Murtala) menerima barang dari jaringannya, dari mobil hitam dipindah ke mobil HR-V putih. Di dalam mobil itu juga ada Meri (orang kepercayaan Murtala), tapi dia nggak turun," ujarnya.
Lebih lanjut, Panji mengungkap alasan Murtala bertransaksi sabu di depan masjid agar tidak dicurigai aparat kepolisian ataupun warga.
"Orang kan berpikir orang masuk ke masjid mau salat karena dia masuknya juga waktu subuh-subuh, tidak ada yang curiga," katanya.
Cara Murtala Selundupkan Sabu
Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat menyita 110 kg sabu dari gembong narkoba Murtala cs. Barang bukti tersebut diduga dikirim dari Malaysia melalui jalur laut ke pelabuhan tikus di Aceh.
"Informasi yang kita dapatkan dari para tersangka bahwa memang narkoba ini didatangkan dari Malaysia menggunakan kapal, dari perairan kemudian masuk ke pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah Aceh," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi dalam konferensi pers, Rabu (6/3).
Sabu tersebut kemudian dibawa ke Medan. Setelahnya, sabu dibawa ke Jakarta untuk diedarkan.
"Dari Aceh, ditransitkan di Medan, dan indikasi terakhir akan dibawa ke Jakarta. Jadi inilah jaringan internasional yang meliputi wilayah Malaysia-Aceh-Medan-Jakarta," ujarnya.
Syahduddi mengatakan pihaknya masih mengusut pihak yang membantu Murtala menyelundupkan sabu dari Malaysia ke Indonesia.
"Yang bersangkutan sudah beberapa kali bepergian ke wilayah Malaysia. Sedang kita dalami apakah memang yang bersangkutan ada jaringan koordinasi dengan pihak Malaysia, mengingat hampir boleh dikatakan 90 persen masuknya barang-barang narkotika secara ilegal ke Indonesia dari Malaysia itu menggunakan kapal laut. Sehingga ketika kita mengetahui yang sering melakukan aktivitas bepergian ke wilayah Malaysia patut diduga juga yang memiliki jaringan di sana," jelasnya.
Simak juga Video: 16 Pengedar Narkoba di Jambi Dibekuk, Sabu-Ekstasi Senilai Rp 11 M Disita