Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran. Kuliah bertema 'Ekonomi Biru dalam Perspektif Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas Tahun 2045' ini bentuk motivasi ke mahasiswa untuk melakukan inovasi.
"Teruslah mencoba hal baru, melakukan inovasi-inovasi dan fokus pada sektor kelautan dan perikanan. Kalian adalah generasi penerus pembangunan sektor kelautan dan perikanan di masa depan," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3/2024).
Trenggono mengatakan mahasiswa FPIK mempunyai peran penting dalam mendukung ketahanan pangan, menahan laju perubahan iklim, hingga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. Seperti ketahanan pangan misalnya, kebutuhan protein khususnya yang berasal dari komoditas perikanan terus meningkat setiap tahun seiring meningkatnya jumlah populasi manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2035, populasi manusia secara global diprediksi mencapai 8,8 miliar orang yang juga menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan protein sebanyak 49 persen. Di Indonesia sendiri, di tahun tersebut kebutuhan protein diprediksi meningkat 56 persen dibanding tahun 2019.
Menurut Trenggono dalam menghadapi tantangan tersebut, peran berbagai pihak sangat dibutuhkan termasuk mahasiswa. Generasi muda diakuinya memiliki kemampuan menciptakan berbagai inovasi baik itu yang kaitannya dengan teknologi hingga pengembangan riset. Inovasi-inovasi diperlukan untuk memastikan pemanfaatan sumber daya alam perikanan dilakukan secara terukur demi terjaganya keberlanjutan ekosistem.
Selain memberikan kuliah umum, Trenggono menandatangani nota kesepahaman bersama Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti. Nota kesepahaman tersebut terkait sinergi program kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru melalui Tri Dharma perguruan tinggi. Kerja sama ini mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, penerapan hasil penelitian, hingga pemberdayaan masyarakat kelautan dan perikanan.
"Ini tugas dan fungsinya perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan riset yang mendalam. Tadi sudah ada penandatangan MoU antara KKP dengan Unpad. Harapan saya tidak hanya dengan Unpad, tapi dengan seluruh fakultas kelautan dan perikanan Indonesia," ujar Trenggono.
Sebagai informasi, program prioritas KKP berbasis ekonomi biru meliputi perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pembangunan perikanan budidaya laut, pesisir dan darat secara berkelanjutan. Kemudian, pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut melalui Gerakan partisipasi Nelayan.
Trenggono berharap, keterlibatan mahasiswa melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dapat berdampak pada keberhasilan pelaksanaan program ekonomi biru di tengah masyarakat. Program ekonomi biru tersebut dibuat untuk memastikan pemanfaatan sumber daya perikanan dilakukan secara terukur sehingga keberlanjutan tetap terjaga. Dari sisi ekonomi, tujuannya menghadirkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir, serta menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
"Harapan saya dari FPIK akan betul-betul dikaji, didalami dan dieksplor sampai keluar riset baru. Indonesia harus bisa menjadi champion di bidang budidaya. Riset itu yang paling murah dari perguruan tinggi. Jadi kalau kita tidak memanfaatkan perguruan tinggi untuk melakukan riset, maka sebuah kesalahan bangsa ini," ungkap Trenggono.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti, menyambut baik jalinan kerja sama dengan KKP. Menurutnya, tujuan KKP sejalan dengan Pola Ilmiah Pokok Unpad sebagai landasan kerja Unpad dan fungsi pendidikan.
"Karenanya, kami juga setuju dengan konsep yang diusung oleh KKP yaitu bahwa blue economy adalah konsep yang menyeimbangkan ekologi dan ekonomi. Kami, perguruan tinggi, khususnya Unpad, terpanggil dan ingin menjawab tantangan karena untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, peran RnD menjadi penting. Unpad sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah terdepan dalam melakukan riset dan pengembangan. Karena hakikat dari pendidikan tinggi itu kan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat," ungkap Rina.
Simak juga Video: Bangkit 2024 Google Siap Bekali 9 Ribu Mahasiswa Baru dengan Keterampilan AI