"Memang ada (bayaran untuk eksekutor). Waktu itu pengakuan dari si DA ini (eksekutor) dibayar 50 juta. Kan aktornya DA dan DP, kemudian DA mencari eksekutor dan dijanjikan uang lah kepada eksekutornya sebanyak 50 juta," kata Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat Kombes Surawan usai olah TKP di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jumat (1/3/1024).
Uang bayaran untuk MR berasal dari hasil penjualan barang berharga milik korban berupa tas merek LV, jam merek Rolex dan handphone. MR yang semula dijanjikan dibayar Rp 50 juta, hanya dibayar 15 juta ditambah handphone, karena uang hasil penjualan tidak sebanyak yang mereka kira.
"Tiga kali dibahas, bagaimana ininya, bayarannya bagaimana. Jadi uangnya darimana, nanti uang itu, kan dia (korban) pakai jam rolex sama tas LV, kemudian HP yang dilipat itu yang harganya 24 juta itu," kata Kanit Ranmor pada Direktorat Kriminal Umum AKP Luhut Sitorus saat ditemui di tempat yang sama.
"Nah hitungannya itu dia akan mendapat minimal Rp 100 juta, ternyata (hasil jual barang milik korban) hanya (Rp) 45 juta lakunya. Akhirnya si eksekutor (MR) hanya dikasih 15 juta sama HP Iphone," sambungnya.
Pembunuhan itu dilatarbelakangi cinta segita. Mulanya DA berpacaran dengan DP. Namun, rupanya DA juga menjalin hubungan dengan korban.
DP menginginkan DA untuk membunuh Indriana. DA pun menyanggupi.
"Awal pacaran dengan DP, kemudian 7 bulan terakhir pacaran sama korban. Karena korban sering dugem, pelaku DA mau kembali lagi ke pacarnya yang ini (tersangka DP), tapi perempuan ini bilang 'saya nggak mau kalau dia masih ada di dunia ini'," kata Kanit 1 Ranmor pada Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar AKP Luhut Sitorus.
Simak juga Video: Fakta-fakta Rekonstruksi Pembunuhan Dante
(sol/isa)