Maraknya kasus tawuran serta perundungan di sekolah, terutama di Jakarta, merupakan tanda bagi institusi keluarga dan pendidikan untuk memperketat pendidikan kepribadian anak. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sekaligus Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zita Anjani menyatakan bahwa tenaga didik bisa meneladani Positive Education atau Pendidikan Positif ala Finlandia.
"Salah satu keunggulan Positive Education ini kan adanya pendampingan anak lewat mentor yang bisa jadi teman diskusi siswa. Nah, selain itu ada juga yang namanya positive pals atau sahabat positif yang sifatnya antarsiswa. Menurut saya hal seperti ini bisa banget diterapkan di sekolah-sekolah negeri," lengkap Zita dikutip dalam keterangan tertulos, Sabtu (2/3/2024).
Sebagai perempuan yang memiliki latar belakang di bidang pendidikan, Zita menjelaskan nilai-nilai yang terdapat dalam Positive Education selaras dengan Kurikulum Merdeka yang akan dijadikan kurikulum nasional pada 2026 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Esensi dari Kurikulum Merdeka itu kan di fleksibilitas bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik. Menurut saya ini cocok banget sama Positive Education yang berfokus sepenuhnya pada minat, potensi, serta kepribadian dan karakter anak didik," tambah Zita.
(prf/ega)