Ponpes Baitul Jannah Tampung 60 Anak Yatim hingga Broken Home, Yuk Bantu!

Ponpes Baitul Jannah Tampung 60 Anak Yatim hingga Broken Home, Yuk Bantu!

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 23 Feb 2024 17:27 WIB
baitul jannah
Ponpes Yatim Baitul Jannah di Bandung Barat menampung puluhan anak-anak. Ponpes ini tak menarik biaya dari para santri. Mari membantu. (Foto: berbuatbaik)
Jakarta -

Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim Baitul Jannah di Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), telah menampung puluhan anak-anak. Ponpes ini tidak menarik biaya dari para santri.

Ponpes Baitul Jannah mempunyai santri yang merupakan anak yatim, anak yatim piatu, hingga anak korban perceraian orang tua (broken home). Para santri dari jauh untuk mencari tempat bernaung.

Total 60 anak dan pengasuh yang bermukim di ponpes yang berlokasi di Jalan Raya Pager Maneuh, Gunung Payung RT 09 RW 04, Desa Pager Wangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yopi Firmansyah mendirikan ponpes ini bersama Irvan Nur Ulum pada Januari 2019. Yopi mengatakan tak mempunyai donatur tetap untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anak ini.

Namun, dia percaya Allah mempunyai jalan kebaikan untuk mereka yang malang ini.

ADVERTISEMENT

"Saya yakin orang yang punya niat jahat aja ada jalannya, masa kita niat baik ngurus anak orang nggak ada jalannya? Jalannya bukan saya yang cari, tapi Allah yang kasih. Saya selalu yakin mereka datang Allah yang kasih saya cuma merawat anak sebaik mungkin," ucap Yopi dilansir berbuatbaik.id, Jumat (23/2/2024).

baitul jannahPonpes Baitul Jannah tak mempunyai donatur tetap untuk menghidupi dan menyekolahkan anak-anak ini. (Foto: berbuatbaik)

Dalam sebulan, pesantren ini memerlukan biaya hingga Rp 50 juta. Biasanya biaya ini didapat dari donatur yang kebetulan lewat ataupun tambahan biaya dari Yopi yang bekerja sebagai penjual herbal.

Tak jarang juga, jika kekurangan, Yopi harus meminjam kepada dermawan agar kebutuhan anak-anak tetap terpenuhi.

"Di sini kita bareng-bareng. Beda dengan yayasan lain kan, banyak SDM yang mumpuni, kita nggak siap bayar. Kita nggak bisa maju besar karena gali lubang tutup lubang karena nggak punya donatur tetap. Kita juga nggak bisa nolak anak-anak yang dititipkan, apalagi jauh," jelas Yopi.

Namun Yopi tak habis akal. Dia menerima apa pun yang diberikan orang-orang untuk mendukung pesantrennya, termasuk bahan baku Masjid Baitul Jannah yang berasal dari material bongkaran. Pihak desa pun memberikan pinjaman tanah untuk pesantren Yopi.

Kendati demikian, Yopi berharap ada jalan kebaikan lain untuk Ponpes Yatim Baitul Jannah ini. Salah satunya melalui tangan-tangan sahabat baik.

Santri Yatim hingga Broken Home

Lantunan azan menggema di Ponpes Baitul Jannah. Kaki-kaki kecil berlarian masuk ke dalam masjid. Pakaian mereka tampak lusuh namun tetap cukup bersih untuk bersiap salat.

Di antara mereka berumur 5-18 tahun yang kesemuanya berdoa dengan khusyuk. Selepas salat, anak-anak ini melanjutkan kegiatan dengan mengaji. Di tengah dinginnya Desa Pagerwangi, Lembang, ada kehangatan yang diciptakan dari keriangan mereka.

Salah satu penghuni Ponpes Baitul Jannah ialah Husein (5). Pengasuh ponpes mengatakan Husein adalah anak seorang TKI dan bapaknya adalah warga Arab Saudi.

"Pulang ke sini ibunya jadi TKW lagi. Nggak ada yang ngurus lagi, ya jadi di sini sama kakaknya," ungkap Yopi.

Husein yang tampak berparas Arab dengan hidung mancung namun punya logat Sunda yang kental mengajak tim berbuatbaik.id melihat kamarnya di pesantren ini. Dia menunjukkan tempatnya dan teman sebayanya tidur sehari-hari.

Terlihat hanya ada selembar kasur tipis yang dia pakai untuk alas tidur. Kasur-kasur yang tak cukup layak ini pun dia letakkan di atas ubin yang pasti begitu dingin untuk badan sekecil Husein saat malam tiba.

Selain Husein, ada juga teman sebayanya, Abkar, yang punya kisah tak kalah pilu. Abkar merupakan anak asli Medan yang sengaja ke Bandung bersama ibunya untuk mencari sang ayah.

"Ternyata nggak ketemu suaminya. Akhirnya melahirkan di sini. Di rumah sakit itu nggak ada yang bantu, ya sudah dibantu di sini, tiba-tiba ibunya nitipin ke sini. Pulang dulu ke Medan nyari kerja. Di Medan ibunya meninggal. Yang dititipinya itu juga nggak mampu istilahnya, jadi dititipkan di sini," cerita Yopi.

Walau punya cerita pilu, Abkar terlihat begitu tenang dan ceria walaupun masih ada kekhawatiran saat bertemu orang baru. Selain Husen dan Abkar, para santri berasal dari berbagai latar belakang keluarga mereka masing-masing.

"Di sini sih lebih ke spesialis anak-anak broken home dan yatim karena broken home itu banyak yang kena mentalnya daripada anak-anak lainnya. Anak broken home itu ayahnya ada, tapi nggak menafkahi dan banyak yang hilang entah ke mana," tutur Yopi.

Yuk Bantu

Kamu bisa membantu Husein dan Abkar memberikan kehidupan yang lebih baik dengan mulai Donasi di berbuatbaik.id. Program Kebaikan 1000 Bulan pun menjadi hikmah Ramadan yang bisa kamu tempuh untuk memulai lembaran Ramadan suci yang sebentar lagi menjelang.

#sahabatbaik, donasi di berbuatbaik.id pun mempunyai keistimewaan karena donasi yang kamu salurkan 100% sampai ke penerima. Yuk panjangkan doa dan raih berkah Ramadan mulai hari ini, mulai sekarang juga!

(jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads