Puting Beliung Terbentuk dari Awan Cumulonimbus
Andri memaparkan angin puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan cuaca ekstrem. Meski, lanjut dia, Cumulonimbus melulu menyebabkan puting beliung karena tergantung kondisi labilitas atmosfernya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit," jelas Andri.
Dia mengatakan puting beliung umumnya bisa lebih sering terjadi pada periode peralihan musim dan tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan.
Berdasarkan catatan BMKG, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali di wilayah Bandung. Pada tanggal 5 Juni 2023 terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah-Bandung.
Fenomena tersebut juga menyebabkan 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar. Kemudian Pada tahun 2023 juga terjadi puting beliung di Bandung pada bulan Oktober di Banjaran dan bulan Desember di Ciparay. Lalu 18 Februari 2024, puting beliung terjadi juga di Parongpong Bandung Barat.
Dampak Tornado Lebih Besar
Sementara itu, Andri menjeaskan soal angin tornado yang biasa melanda wilayah di Amerika Serikat. Dia mengatakan jika intensitasnya meningkat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam maka akan menimbulkan kerusakan luar biasa.
"Istilah Tornado itu biasa dipakai di wilayah Amerika," kata Andri.
Di Indonesia, lanjut Andri, fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung. Hal itu karena karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar.
"Sehingga kami mengimbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," kata Andri.
Simak Video 'Beda Dengan BRIN, BMKG Sebut Fenomena di Rancaekek Puting Beliung':
(idn/idn)