Speedboat Ambulans Iptu Rio Bantu Warga Miskin di Air Sugihan

Kandidat Hoegeng Awards 2024

Speedboat Ambulans Iptu Rio Bantu Warga Miskin di Air Sugihan

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Senin, 19 Feb 2024 08:45 WIB
Kapal Ambulans Polsek Air Sugihan
Kapal Ambulans Polsek Air Sugihan (Foto: Dok Istimewa)
Jakarta -

Keberadaan speedboat ambulans atau kapal ambulans mempermudah akses transportasi warga di Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Warga menyampaikan apresiasi kepada Kapolsek Air Sugihan Iptu Rio Trisno yang telah membuat kapal ambulans tersebut.

Iptu Rio merupakan kandidat Hoegeng Corner 2023. Atas dedikasinya, Iptu Rio diusulkan kembali oleh warga sebagai kandidat Hoegeng Awards 2024.

Salah satu warga yang mengusulkan yaitu Satya Wiratamas. Dia menceritakan pengalamannya saat bekerja di wilayah Air Sugihan dan berinteraksi dengan Iptu Rio.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebetulan saya waktu saya bekerja di perusahaan, sering berhubungan dengan masyarakat di sana. Berhubungan dengan masyarakat, berhubungan dengan stakeholder, salah satunya dengan Polsek Air Sugihan," kata Satya saat dihubungi, Kamis (15/2/2024).

Dia menuturkan kapal yang dibuat Iptu Rio sangat penting untuk masyarakat mengingat kondisi tanah dan akses transportasi yang terbatas. Speedboat yang dibuat Iptu Rio ini membantu warga untuk pergi ke Palembang.

ADVERTISEMENT

"Kalau dari kondisi di sana memang semuanya harus pakai speedboat, kalau pakai kendaraan pribadi itu, atau kendaraan umum yang menggunakan jalur darat sepertinya tidak layak. Makanya juga kemarin dari masyarakat sendiri ngeluh fasilitas-fasilitas yang hanya melalui darat itu nggak relevan. Makanya speedboat salah satu solusinya untuk cepat sampai," ujar Satya.

Satya mengatakan Air Sugihan merupakan salah satu daerah di Kabupaten OKI yang lumayan jauh. Kondisinya tanahnya merupakan lahan gambut.

"Jadi untuk akses kendaraan itu tergantung cuaca dan juga tidak ada jalan utama yang memang mengarah ke kota, itu yang masih jalan-jalan tanah, jalan-jalan perkebunan yang misalnya kalau hujan itu becek. Bahkan kalau bisa dilewati oleh kendaraan umum seperti biasa harus pakai mobil yang gede, harus pakai dan bahkan itu tidak menjamin juga," ujar Satya.

Dia juga menceritakan pengalamannya saat pergi ke Air Sugihan menggunakan kendaraan pribadi. Awalnya dia menaiki mobil namun akhirnya mencari kapal karena kondisi jalan yang tak memungkinkan.

"Kalau ke sana itu ibaratnya kalau kami di sana itu udah sering nyebutnya kalau udah masuk ke sana gak usah keluar lagi cepat-cepat karena masuknya susah keluarnya susah," ujar Satya.

Satya mengatakan selain dipakai sebagai ambulans, kapal yang dibuat Iptu Rio juga digunakan untuk memindahkan logistik. Dia menyebut warga merasa terbantu dengan adanya kapal tersebut.

"Selain untuk ambulans itu juga bisa dipakai untuk logistik Pak, kemarin saya lihat juga ada logistik apa bisa digunakan untuk pakai speedboat itu," imbuh Satya.

Usulan Iptu Rio sebagai kandidat Hoegeng Awards 2024 juga disampaikan warga bernama Dwi Rachmawati. Dia mengaku tinggal di Air Sugihan karena mengikuti suami yang bekerja di wilayah Air Sugihan.

"Kalau untuk saya sendiri udah ngerasain nyobain yang namanya, saya lagi hamil, saya lebih dipermudah, transportasi, kan saya tinggal di lingkup pabrik, ngekos, jadi saya minta tolong sama bagian kepolisian dia Air Sugihan, bantu transportasi ke Palembang," ujar Dwi saat dihubungi terpisah.

Kapal Ambulans Polsek Air SugihanKapal Ambulans Polsek Air Sugihan (Foto: Dok Istimewa)

Dwi menjelaskan jarak Air Sugihan ke Palembang sangat jauh, mengingat kondisi jalan yang kurang memadai. Dia bersyukur bisa dibantu polisi pergi ke Palembang dengan menggunakan speedboat.

"Tempat tinggal saya yang di Air Sugihan memang alat transportasi cuman kalau untuk melewati ke Palembang jaraknya jauh ya, karena namanya juga daerah jalannya kurang memadai. Jadi untuk mau ke Palembang itu lebih dari sulit cuman pakai kendaraan bermotor, apalagi kalau hujan," imbuh Dwi.

Dia menyebut jarak tempuh Air Sugihan ke Palembang sekitar 5 jam. Itu pun jika jalannya bagus dan tidak becek karena hujan.

"Tapi kalau pakai speedboat yang dari kepolisian di Air Sugihan kisaran 1,5 sampai 2 jam ," ujar Dwi.

Sebelumnya Iptu Rio menjelaskan awalnya dirinya membuat kapal ambulans. Hal itu dia lakukan setelah terinspirasi dari cerita warga.

"Begitu saya menjabat di awal bulan, bulan pertama, bulan kedua, banyak dapat cerita dari masyarakat. Kami keliling sering dengan Bhabinkamtibmas, keliling terkait yang memang kami di daerah, di wilayah kami ini nggak ada jalur daratnya ceritanya. Jalur daratnya hanya berada di daerah-daerah transmigrasi di dalamnya. Akses dari kotanya nggak ada, jembatan belum ada," kata Rio mengawali perbincangan dengan detikcom, Kamis (26/10/2023).

Akhirnya Rio mengumpulkan seluruh anggotanya untuk membahas mengenai masalah yang dihadapi di wilayahnya. Dia menceritakan sering kali banyak warga yang harus dirujuk ke Palembang lantaran puskesmas di wilayahnya mempunyai keterbatasan fasilitas.

"Kalau seandainya puskesmas tidak bisa menangani pasien yang warga sakit di sini, kan ujungnya ke rumah sakit di Palembang, karena keterbatasan alat dan fasilitas puskesmas ini. Itu juga kurang lebih perjalanan sekitar 3 jam ke Palembang kalau bawa ke rumah sakit di Palembang," ujar Rio.

Menurut Rio, saat itu banyak sekali warga yang tidak cepat tertangani secara medis. Akhirnya dia pun bersama personel Polsek membuat kapal ambulans.

"Bulan kedua saya rapat dengan anggota Polsek seluruhnya, bagaimana kalau kita idenya saya membuat speedboat patroli, tapi ada mereknya ambulans juga berfungsi sebagai ambulans. Akhirnya kami langsung membuat baru speedboat ambulans yang berbahan dasar dari kayu," tutur Rio.

Perihal biaya pembuatan dan perawatan kapal ambulans, Rio mengatakan hal itu didapat dari urunan dirinya dan personel Polsek. Dia menjelaskan pembuatan kapal ambulans itu semata-mata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

"Ya aku ajak beramal-lah seluruh personelnya, kekurangannya berapa. Bukan saya kebanyakan uang, tapi saya niatkan sedekah amal jariyah karena digunakan terus niat awalnya seperti itu," imbuh dia.

Setelah sebulan pengerjaan, kapal ambulans itu akhirnya bisa dioperasikan. Kapal tersebut sudah beroperasi sekitar lebih dari setahun.

"Kami gunakan seandainya tidak ada pasien, kami gunakan sebagai patroli di daerah perairan. Jadi speedboat ambulans itu kami menggratiskan untuk warga yang memang membutuhkan," ujarnya.

Rio mengatakan warga yang dibawa menggunakan kapal ambulans itu memang warga yang benar-benar miskin. Selain itu, mereka harus mendapat rujukan dari puskesmas.

"Memangkas pengeluaran pasien yang nyatanya itu karena, kalau mencarter speedboat yang umum itu, biayanya mahal, Rp 5 sampai Rp 10 juta. Apalagi daerah yang terisolir, yang di pedalaman itu," ujar Rio.

Simak juga Video 'Road To Hoegeng Awards 2024':

[Gambas:Video 20detik]

(knv/hri)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads