Kementerian Sosial (Kemensos) terus mendorong kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program bantuan sosial. Upaya ini pun telah banyak dirasakan masyarakat Indonesia, seperti yang dialami warga Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (54).
Hidup Hamdani sempat terpuruk setelah kepergian istrinya. Dari pernikahannya selama 27 tahun, Hamdani memiliki lima orang anak, dan dua di antaranya masih muda Salwa (6) dan Salma (4). Awalnya, Hamdani bekerja sebagai pendulang intan.
Selama berjam-jam, ia harus berendam dan berdiri di sungai, bahkan sesekali membungkuk untuk mendulang intan. Namun kondisi fisik dan kesehatannya yang memburuk tak lagi memungkinkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak Hamdani, Nispahani (26) mengatakan ayahnya kerap mengeluhkan sakit di bagian pinggang. Hal ini karena riwayat pekerjaan Hamdani sebelumnya sebagai buruh angkut dari hasil penyemaian bibit pohon. Ia juga kesulitan diajak berkomunikasi karena tidak mampu mengingat kondisinya di masa lalu.
"Bapak juga kurang bersosialisasi sama warga sekitar, kesehariannya cuma di rumah setelah ibu meninggal," ucapnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/2/2024).
Untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, Hamdani dibantu oleh ketiga anaknya. Meskipun penghasilan mereka tidak besar, tetapi cukup untuk makan. Sedangkan untuk mengurus pekerjaan rumah, ia dibantu oleh Nispahani dan anak nomor dua yang sudah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumah Hamdani bersama suami dan anak-anaknya.
Namun, Hamdani kini tak murung lagi. Wajahnya cerah dan senyuman terlihat di wajahnya. Ia yakin kehidupannya akan lebih baik setelah mendapat bantuan dari Kemensos untuk modal usaha.
"Saya akan mencoba berjualan baju," kata Hamdani.
Kemensos telah melakukan asesmen kebutuhan bagi Hamdani dan keluarga. Kemensos juga akan memberikan dukungan psikologis dan psikososial kepada Hamdani beserta anak-anaknya.
Tak hanya itu, bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) juga diberikan berupa kebutuhan dasar, alat kebersihan diri, dan perlengkapan rumah tangga. Kemensos melalui Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial pun memberikan bantuan kewirausahaan Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) bagi Hamdani yang akan digunakan untuk usaha jualan pakaian keliling dan online.
Kemensos juga mengusulkan agar Salwa dan Salma masuk ke program ATENSI Yatim Piatu (YAPI) melalui dinas sosial serta melakukan advokasi ke Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Bidang Pembinaan Sekolah Dasar. Salwa juga diupayakan mengikuti program Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga dapat masuk Sekolah Dasar pada 2025 mendatang.
Tidak hanya memberikan bantuan, Kemensos akan terus melakukan bimbingan dan monitoring sehingga usaha Hamdani berjalan lancar.
(anl/ega)