Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pesantren menggelar kegiatan dialog kebangsaan di Auditorium Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Indonesia (STAIINDO), Jakarta Timur. Dialog ini bertemakan "Marak Gerakan Civitas Akademika, Ini Aspirasi atau Orkestrasi".
Tema tersebut diangkat karena banyak civitas akademika dari berbagai latar belakang kampus di Indonesia yang menyuarakan rasa kecewanya terhadap Presiden Jokowi. Adapun acara ini dihadiri Kepala Rektorat STAIINDO, Mulyadi yang diwakili oleh Alexander Haidar dan Erlangga Abdul Kalam; Koordinator Forum Kajian Isu Strategis Negara Demokrasi (Forum KiSSNed) Zikal Okta Syahtria selaku akademisi sekaligus pengamat hukum dan Pengurus Pusat Halaqoh BEM Pesantren se-Indonesia Muhammad Yunus.
Acara dialog kebangsaan tersebut dihadirkan oleh ratusan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi dari beberapa kampus. Di antaranya Universitas Negri Jakarta (UNJ), Universitas Ibnu Choldun (UIC), Sekolah Tinggi Agama Islam Indonesia (STAIINDO), Sekolah Tinggi Agama Islam Az-Ziyadah (STAIZA), Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) dan Institut Pembina Rohani Islam Jakarta (IPRIJA).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum lama ini, marak terdengar suara gemuruh dari gerakan civitas akademika, namun pertanyaan mendasar muncul: apakah ini orientasi spontan ataukah ada orkestrasi tertentu di baliknya? Saya, sebagai pendukung pemerintahan Jokowi, menyikapi hal ini dengan kewaspadaan tinggi, menantikan kejelasan atas tujuan sebenarnya dari gerakan tersebut. Semoga keberanian akademisi dapat memberikan klarifikasi yang transparan untuk menjaga kestabilan dan keharmonisan negara," ujar Yunus, Minggu (11/2/2024).
Sementara, Alexander berharap agar pemerintah dan masyarakat mampu menjaga kondusifitas Pemilu 2024. Sebab sejatinya tugas menciptakan kenyamanan dan keamanan negara adalah tugas bersama.
Forum kegiatan dialog kebangsaan tersebut berjalan sangat interaktif. Kegiatan dialog tersebut diakhiri dengan proses deklarasi pemilu damai 2024.
Adapun isi poin dalam proses deklarasi Pemilu damai terabut sebagai berikut:
1. Mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menyambut pemilu 2024 dengan riang gembira aman damai
2. Meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersama menjaga persatuan bangsa tanpa adanya perpecahan
3. Kami dari gabungan aliansi BEM menolak dengan tegas atas adanya praktek money politik yang memecahkan rakyat Indonesia
4. Kami gabungan aliansi BEM menolak adanya politik suku, agama, ras & antargolongan
5. Meminta penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu RI untuk bersikap netral pada pesta demokrasi 2024
6. Mendukung TNI-Polri untuk tetap bersikap netral sebagai pelindung pengayom serta pelayan masyarakat
7. Mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo sesuai konstitusi hingga sampai akhir masa jabatan.
8. Seluruh peserta bersedia untuk bersepakat bahwa menjaga kedamaian selama pemilu adalah tanggungjawab bersama seluruh elemen bangsa, tanpa terkecuali.
(azh/dnu)