Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bertemu dengan tokoh lintas agama di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya merawat perdamaian dan persatuan bangsa.
Ketua DPR RI ke-20 ini menegaskan mewujudkan kehidupan yang damai adalah pesan universal, yang dijunjung tinggi oleh setiap agama. Sebab menurutnya kedamaian adalah keniscayaan bagi setiap umat untuk dapat hidup berdampingan.
"Kedamaian bukanlah sesuatu yang 'given'. Kedamaian dan kerukunan harus dihadirkan sebagai komitmen kolektif serta diwujudkan dalam langkah implementatif," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (6/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dia sampaikan dalam kunjungan hari ke-20 di Dapil-7 Jawa Tengah saat mengikuti Ngobrol Perkara Iman (NGOPI) Lintas Agama.
Lebih lanjut Bamsoet mengajak untuk menjaga persatuan, terutama menjelang Pemilu 2024. Hal ini melihat Indonesia yang memiliki lebih dari 273 juta penduduk, terdiri dari 1.340 suku yang memiliki 733 bahasa, serta menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan.
Dia menilai kondisi ini membuat tingkat heterogenitas RI sangat tinggi. Apalagi dengan ditambah posisi geografis yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, sehingga menempatkan Indonesia sebagai magnet bagi berbagai kepentingan global.
"Sekaligus menempatkan kita pada posisi yang rentan dari ancaman perpecahan. Karena itu, merawat persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak bisa diadu domba dan dipecah belah, merupakan sebuah keharusan. Terutama dalam menghadapi Pemilu 2024, di sisa masa kampanye yang hanya beberapa hari lagi," ujar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengingatkan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 yang sudah di depan mata harus disambut dengan suka cita. Jangan sampai, pesta demokrasi rakyat tersebut berubah menjadi bencana. Atau bahkan bergeser menjadi konflik horizontal karena dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk menyebar hoaks dan memecah belah bangsa demi kepentingan kekuasaan golongannya saja.
"Para pemuka agama diharapkan dapat memanfaatkan setiap momentum acara keagamaan, sebagai sarana untuk menebar pesan-pesan perdamaian. Menggugah semangat persaudaraan dan persatuan, serta mewakafkan dirinya sebagai fasilitator untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebajikan, demi terwujudnya harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," jelas Bamsoet.
(ega/ega)