Yogyakarta - Pasir Merapi mulai turun memenuhi hulu-hulu sungai di lereng selatan dan barat daya. Para penambang pasir menyambut gembira turunnya material gunung tersebut.Meski banjir lahar dingin masih terus mengancam lereng selatan Gunung Merapi, namun para penambang pasir di kawasan tersebut semakin ramai. Mereka bahkan nekat menambang di tengah sungai. Turunnya pasir di sungai-sungai berarti membuat para penambang tidak perlu bersusah payah mencarinya.Pantauan
detikcom, Kamis (7/12/2006), penambangan pasir yang mulai ramai antara lain di sektor selatan di Dusun Kopeng Desa Kepuharjo dan Dusun Bendosari Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan dan Desa Balerante Kecamatan Kemalang Klaten. Mereka menambang pasir di sepanjang aliran Kali Gendol, Kali Kuning dan Kali Woro.Di sektor barat daya antara lain di Kali Boyong Desa Hargobinangun Pakem, Kali Bedhog Dusun Tunggularum Desa Wonokerto Turi Sleman. Sedangkan di wilayah perbatasan Kabupaten Sleman-Magelang antara lain di sepanjang Kali Krasak Desa Kemiren Kecamatan Srumbung.Para penambang pasir tradisional yang beroperasi di Kali Sat Srumbung sudah ada yang pindah ke Kali Krasak, Kali Gendol dan Kali Kuning. Bahkan beberapa penambang yang bisa mencari pasir di Kali Progo juga ada yang sudah masuk ke Kali Krasak dan Bedhog.Di Kali Kuning dan Gendol, aktivitas semakin meningkat. Hal ini juga terlihat dari semakin banyak penambang yang mencari pasir di tengah sungai secara berkelompok. Demikian pula puluhan truk-truk pasir juga hilir mudik dan silih berganti memasuki areal penambangan."Mumpung hari ini tidak hujan dan pasir sudah banyak turun, bisa sehari penuh cari pasir. Tidak seperti dua hari yang lalu, sehabis luhur sudah hujan dan langsung banjir lahar," kata Ngadiono (40) kepada detikcom di Glagaharjo Cangkringan Sleman.Penambang pasir asal Desa Sindumartani Ngemplak Sleman itu mengaku sudah 5 kali menambang pasir bersama kelompoknya yang sebagian besar warga Desa Argomulyo Cangkringan. Dengan berkelompok sebanyak 6 orang, dalam waktu 3 jam sudah mendapat 1 truk pasir yang dijual dengan harga Rp 200 ribu."Kalau sehari dapat 2 rit atau 2 truk, satu orang bisa dapat Rp 66 ribu," kata Ngadiono yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh serabutan ini.Menurut dia, setelah lahar dingin turun, para penambang tidak perlu bersusah payah menambang pasir di tebing sungai. Cukup menambang ditengah sungai dalam waktu singkat sudah dapat banyak."Kalau cuaca baik seperti hari ini bisa dapat uang banyak tapi kalau seperti hari Senin atau Selasa kemarin setelah hujan ada banjir lahar semua penambang dan sopir truk lari semua," katanya.
(bgs/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini