Pesan Mahfud ke Jajaran Staf Kemenko Polhukam: Teruslah Bekerja Jujur

Pesan Mahfud ke Jajaran Staf Kemenko Polhukam: Teruslah Bekerja Jujur

Annisa Aulia Rahim - detikNews
Jumat, 02 Feb 2024 12:43 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD (kanan) berjabat tangan dengan pegawai Kemenko Polhukam pada hari terakhir kerja sebagai Menko Polhukam di halaman Kantor Kemenko Polhukam, Jumat (2/2/2023). Mahfud MD mengundurkan diri dari Menko Polhukam karena maju sebagai calon wakil presiden nomor urut 3 pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
Momen Mahfud pamitan kepada pegawai Kemenko Polhukam. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud Md telah menyerahkan surat pengunduran diri dari jabatan Menko Polhukam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutan terakhirnya, Mahfud mengingatkan para jajaran Kemenko Polhukam untuk tidak berbuat nakal atau culas.

"Teruslah bekerja dengan penuh kejujuran tidak boleh culas tidak boleh culas (tepuk tangan)," kata Mahfud saat pamit kepada para staf Kemenko Polhukam, di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).

Mahfud kemudian bercerita ketika di zaman kepresidenan Soeharto pada 1968-1998. Ia mengatakan pada zaman itu semuanya tunduk kepada Soeharto. Namun, pada saat Soeharto mundur, orang di sekitarnya pergi menjauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu Pak Harto itu hebatnya sudah kayak setengah Tuhan. Dulu kalau Pak Harto berdehem, hmm, itu semua ikut berdehem, saking takutnya Pak Harto di krisis lombok lalu Pak Harto kampanye nanem lombok terus rapat kabinet disuguhi tempe disertai lombok (cabe), para menteri disuruh makan lombok, Pak Harto makan lomboknya pura-pura tapi menterinya makan lombok beneran sampai merah matanya. Begitu berkuasanya Pak Harto pada waktu itu," katanya.

"Nah, begitu pun Pak Harto jatuh, semua orang dekatnya pada lari sesudah beliau jatuh. Itulah hukum alam di mana-mana. Kecuali orang mau berhati-hati," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Dia kemudian mengingatkan para staf di Kemenko Polhukam tidak berbuat curang. Sebab, sikap itu memiliki dampak buruk.

"Setiap keculasan itu pasti akan menimbulkan akibat buruk bagi siapapun. Hanya nunggu waktu. Tidak ada sejarahnya orang hebat yang culas di dunia ini selamat, ya taruhlah kalau yang percaya Tuhan dari tindakan hukuman dari Tuhan, tapi kalau yang tidak percaya yang agnostik itu tidak ada yang selamat dari bimbingan alam semesta. Oleh sebab itu hati-hati. Setiap keculasan itu hanya menambah tumpukan-tumpukan penderitaan yang akan terjadi nanti pada saatnya," pungkasnya.

(zap/zap)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads