Daerah Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, menjadi salah satu kawasan 'langganan' banjir. Curah hujan deras kerap kali membuat kawasan Kebon Pala kebanjiran.
Sejumlah rumah penduduk di RT 13 RW 4, Kelurahan Kebon Pala, kebanjiran selama dua hari terakhir. Banjir baru surut pada Kamis (1/2/2024) pagi.
Sejak Selasa malam, air telah menggenangi rumah warga di daerah Kebon Pala, Jakarta Timur. Beruntung, sejak Kamis pagi, banjir di RT 13 RW 4 terpantau telah surut dan aktivitas warga kembali normal.
"Udah dua hari berturut-turut. (Mulai) Selasa malem, yang paling tinggi 65 cm, semalem cuman 50 cm saja. (Warga) tidak ada yang terganggu. Dari tahun 70-an udah banjir di sini mah," ujar Ketua RT 13 Sanusi kepada detikcom, Kamis (1/2).
Warga lainnya yang rumahnya terdampak banjir, Maman, mengaku terkadang masih merasa waswas kalau musim hujan tiba. Apalagi jika banjir datang melanda pada malam hari.
"(Banjirnya) mulai setengah satu malem deh, iya semalem. Oh, iya, emang udah dua hari (sejak Selasa), tapi dia surut lagi. Rabu malam nyampe lagi yang setengah satu itu, Selasa udah dari pagi," ujar Maman.
"Kalau musim hujan begini, ya, kita waswas aja, takut pada bocor di atas genteng kan. Basah semua perabotan, kalau banjir kan repot. Kalau musim hujan, dateng air banjir, kalau bocor kan perabotan basah semua," sambungnya.
Menurut Maman, warga sudah terbiasa dengan kondisi banjir ini. Kondisi ini terjadi setiap tahun.
"Udah banjir mulu tiap tahun, udah pasti banjir terus kalau di sini mah. Udah nggak kaget lagi," tambah Maman.
"Paling ya berbenah ini aja, perabotan ditaek-taekin (dinaikkan ke bagian atas rumah)," sambungnya.
Meskipun tiap tahun kampungnya menjadi langganan banjir, Maman tidak punya pilihan lain. Sebab kawasan Kebon Pala berada di bantaran Kali Ciliwung.
"Pada bingung (kalau pindah), dananya dari mana, yang udah ada-ada aja dulu," katanya.
Tak Separah Dahulu
Maman menambahkan, saat ini banjir di kampungnya sudah tak separah dulu. Berbeda dengan sekarang, dulu warga harus mengungsi jika banjir menyapa.
"Dulu mah lebih dari ini, 2007 lewatin ini loteng (tingginya). 2002 ama 2007 paling gede. Ada sekitar 4 meteran sampe loteng tuh," terangnya.
Dulu warga sampai harus berjalan jauh ke jalan raya untuk sekadar mencari tempat yang aman. Bahkan mereka harus merelakan barang-barang berharganya basah atau hanyut.
"Udah pada banyak yang hanyut, kagak ngirauin perabotan dah itu, kalau udah gede (banjirnya) begitu, terserah aja udah, pasrah aja. Banyak yang hanyut, surat-surat, macem-macem," pungkas Maman.
Warga Kebon Pala sadar jika daerahnya menjadi langganan banjir. Oleh karena itu, mereka rutin mengadakan gotong royong untuk membersihkan lumpur dan sampah yang bisa mengundang banjir.
Simak juga 'BMKG Ingatkan Pemprov Jabar Potensi Cuaca Ekstrem saat Coblosan Pilpres 2024':
(mea/dhn)