Inilah Alasan Aa Gym Berpoligami
Minggu, 03 Des 2006 11:48 WIB
Bandung - KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym akhirnya berterus terang telah menikah lagi dengan perempuan bernama Alfarini Eridani (37). Menurut Aa, poligami dibolehkan, tapi memiliki risiko tinggi. Lantas, bagaimana alasan Aa Gym sehingga berani menduakan Teh Ninih Muthmainnah? Aa Gym telah menjelaskan alasannya secara gamblang untuk mengambil keputusan berpoligami. Dalam jumpa pers di Kantor Manajemen Qalbu (MQ), Jl. Cipaku, Jakarta, Sabtu (2/12/2006), Aa telah menjelaskan hal ini. Dan dalam pertemuan dengan wartawan di kediamannya, di kompleks Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung, Minggu (3/12/2006), Aa Gym mengulanginya kembali. Berikut penuturan Aa Gym tentang alasannya berpoligami: "Alhamdulillah, atas perhatiannya dari berbagai elemen masyarakat atas hal ini. Memang, keputusan ini tidak populer dan sensitif bagi sebagian kalangan. Aa mohon maaf apabila keputusan ini menjadi tidak nyaman bagi masyarakat, sedih, kecewa, jengkel dan marah. Saya menganggap ini bagian kasih sayang kepada keluarga Aa. Mengapa Aa mengambil keputusan ini? Ini lahir dari keperihatinan bahwa selama ini poligami dianggap sebagai perbuatan tidak benar. Sering dicemooh, dihina, bahkan diperlakukan tidak semestinya. Istri kedua dianggap sebagai perebut suami orang. Saya seorang seorang Islam, yang memiliki keyakinan bahwa sesuatu yang diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu ada hikmahnya. Saya sedih sekali, yang diperbolehkan ini disebut perilaku yang salah. Pada saat yang sama, saat ini marak pergaulan bebas, dianggap biasa, seperti teman tapi mesum (TTM). Makanya, saya ambil sikap seperti ini.Tapi, ini risiko. Tapi saya yakin nanti-nantinya akan ada hikmah. Salah satunya, sekarang ... menuai badai. Belum pernah saya menerima SMS yang isinya tentang kecaman, kecewa, dan sedih. Tapi, ada juga SMS yang memberi support bahwa yang benar itu adalah benar. Hal seperti ini jarang sekali terjadi pada saya. Tapi, tidak mengapa. Ini membuktikan bahwa saya tidak hanya mencari popularitas. Ini adalah ujian."
(ern/asy)