Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengaku heran terhadap isu koalisi yang terbangun antara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan 03. Dia mengatakan hal ini sebagai sebuah keanehan.
"Ini agak aneh. Undang-Undang Pemilu mengatakan setiap pasangan capres-cawapres harus berkompetisi satu lawan dua, dua lawan tiga, tiga lawan satu, kan gitu ya? Kalau untuk berkompetisi, saling melawan, saling bersaing, ini malah ada yang berkolaborasi, kan aneh. Undang-undang menyuruh kita untuk bertanding, kok malah bersanding?" kata Budiman di Markas DPP Persaudaraan 98, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2024).
Budiman menilai gabungan koalisi selayaknya dilakukan jika terjadi dua putaran. Dia berkelakar menduga pihak yang berencana berkoalisi sejak awal kompetisi dimulai sudah mengetahui bahwa Pemilu 2024 akan berjalan satu putaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau bersanding, nantilah kalau ada putaran kedua, itu pun kalau ada putaran kedua. Oh, jangan-jangan apa karena mereka tahu bahwa akan ada satu putaran? Loh, kan kalau sudah bakal bersanding sejak awal, kan aneh," ungkap Budiman.
Dia turut menjelaskan, jika wacana gabungan koalisi ini terjadi, tidak ada kekhawatiran dari kubu 02. Malah dia menyebut hal ini akan mengecewakan para pendukung masing-masing pasangan calon, baik kubu 01 maupun 02.
"Itu pasti mengecewakan pendukungnya, bukan kami loh, yang dikecewakan pendukungnya loh. Kalau pendukung 02, 1 sama 2 bersanding, kita sih santai-santai saja," terang Budiman.
"Bayangin, kita nonton ke GBK misalnya, Timnas Indonesia versus Malaysia, kita sudah pakai kaus merah PSSI menang gitu, eh terus ketahuan gitu mereka kongkalikong, ternyata sudah diatur di belakang layar, 'Jangan bertanding, kita santai-santai saja, kita bikin draw'. Kecewa nggak sebagai pendukung Indonesia?" pungkasnya.
Lihat juga Video 'Survei Poltracking: Prabowo-Gibran 46,7%, Anies-Imin 26,9%, Ganjar-Mahfud 20,6%':