Satpol PP Bogor Sebut Pengemis 'Aa Kasihan Aa' Bukan Korban KDRT

Satpol PP Bogor Sebut Pengemis 'Aa Kasihan Aa' Bukan Korban KDRT

Muchamad Sholihin - detikNews
Selasa, 16 Jan 2024 17:33 WIB
Satpol PP Bogor dan kades memastikan wanita pengemis yang viral joget dan nyanyi Aa kasihan Aa bukan korban KDRT. Ini faktanya. (dok Istimewa)
Satpol PP Bogor dan kades memastikan wanita pengemis yang viral joget dan nyanyi 'Aa kasihan Aa' bukan korban KDRT. Ini faktanya. (dok Istimewa)
Bogor -

Video seorang wanita tua mengemis di lokasi wisata di Bogor dengan nyanyian 'Aa kasihan Aa' viral di media sosial (medsos). Satpol PP dan kepala desa (kades) yang mengecek keluarga wanita tersebut menepis ada kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap pengemis wanita itu.

"Itu kan di video viralnya ada kata-kata yang istilahnya dia (korban KDRT) sama suaminyalah istilahnya. Faktanya sih kemarin sudah ditanyain (ke pihak keluarga), ternyata tidak ada (KDRT)," kata anggota Satpol PP Kecamatan Pamijahan, Novita Nurmalia, dihubungi detikcom, Selasa (16/1/2024).

Dia mengatakan pengemis wanita bernama Baldiah (55) alias Ibu Mbal asal Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, itu mempunyai keterbatasan (disabilitas). Selain itu, suaminya mempunyai keterbatasan sehingga berkomunikasi dengan Baldiah menggunakan isyarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang itu suaminya kan punya keterbatasan juga. Dia (suami) kan tunarungu dan tunawicara. Jadi mungkin kalau manggil istrinya itu dengan isyarat, dengan tepukan (pukulan ringan) atau apa gitu, kan, mungkin disangkanya dia itu mukul, jadi karena ada keterbatasan juga suaminya," imbuhnya.

Novita menyebutkan pihak keluarga sudah melarang Baldiah mengemis, tapi tak dihiraukan. Satpol PP juga sering kali menegur hingga akhirnya Baldiah dibawa ke kantor Kecamatan.

ADVERTISEMENT

"Dia punya anak 1 orang, kelas 5 SD. Pihak keluarga juga, baik dari pihak suami maupun keluarga pihak Ibu Mbal, sebenarnya sudah melarang, jangan minta-minta, sudah sering melarang. Tapi mungkin kan, karena mungkin namanya seorang ibu, ingin sekolahan anaknya, pengin kasih makan anaknya, bagaimanapun caranya, apa pun caranya gua lakuin, gitu kan istilahnya," beber Novita.

"Nah, si ibu (Baldiah) ini juga punya keterbatasan juga. Keterbatasan mental, jadi kurang nyambung gitu kalau ngobrol," imbuhnya.

Baldiah Dikembalikan ke Keluarga

Adanya dugaan KDRT juga ditepis Kepala Desa Ciasihan, Lilih. Dia meluruskan, karena disabilitas tunarungu dan tunawicara, suami berkomunikasi dengan Baldiah menggunakan interaksi fisik.

"Tidak benar itu. Bukan KDRT. Ibu Baldiah itu memang kurang normal, suka ngemis di Gunung Bunder kalau hari Sabtu, Ahad. Iya (dia tulang punggung keluarga). Suaminya memang kurang normal juga, selain dari tunarungu dan wicara," kata Lilih saat dihubungi terpisah.

Lilih menyebutkan Baldiah kini dijaga keluarga agar tidak kembali mengemis. Lilih memastikan Baldiah merupakan salah satu penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Ada anaknya masih sekolah di SD. Ngemis itu emang alasannya untuk ngebiayain anak sekolah. Sekarang tidak (mengemis). Insyaallah, kalau dari pemerintahan, dapat PKH, BPNT, KIP, dan beras," kata Lilih.

Viral di Medsos

Diberitakan sebelumnya, wanita mengemis di sebuah lokasi wisata di Bogor dengan narasi jadi korban KDRT viral di medsos. Wanita tua itu kerap menyodorkan baskom kepada pengendara yang melintas.

Dalam video yang beredar, wanita itu meminta sumbangan kepada pengendara sambil bernyanyi 'aa kasian aa.. teh kasian aa'.

Dalam video viral lainnya, terlihat seorang pria mencoba berkomunikasi dengan wanita tersebut. Dalam percakapannya, wanita itu mengaku mengalami kekerasan dari suaminya.

Namun petugas Pemkab Bogor memastikan tak ada KDRT terhadap wanita bernama Baldiah (55) atau Ibu Mbal asal Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, itu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads