Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis analisis potensi cuaca ekstrem selama periode musim hujan di Indonesia tahun 2024. BMKG juga menyampaikan analisis terkait penyebab terjadinya cuaca ekstrem selama musim hujan.
Seperti dilansir situs resminya, BMKG mengungkapkan potensi cuaca ekstrem terjadi selama periode puncak musim hujan berlangsung pada bulan Januari hingga Februari 2024. Potensi hujan lebat hingga gelombang tinggi turut terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia
"Cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan yaitu di bulan Januari dan Februari. Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan terkait penyebab cuaca ekstrem yang terjadi selama periode puncak musim hujan tahun 2024 di Indonesia. Dwikorita menyebut, sedikitnya ada tiga penyebabnya, yaitu adanya Monsun Asia, daerah tekanan rendah, dan aktivitas gelombang atmosfer.
Penyebab Cuaca Ekstrem Musim Hujan 2024
Berikut beberapa penyebab terjadinya cuaca ekstrem selama periode puncak musim hujan di Indonesia tahun 2024 yang disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati:
- Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
- Adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatera yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator. Hal ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.
- Aktivitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial. Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.
Faktor Lain Penyebab Terjadinya Cuaca Ekstrem
Selain itu, seperti dihimpun dari laman resmi BMKG, umumnya penyebab terjadinya cuaca ekstrem dapat disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, yaitu antara lain:
- Intensifikasi seruakan dingin Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia. Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan.
- Bibit siklon tropis yang tumbuh dengan kecepatan angin maksimum dan tekanan terendah. Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin minimal 34,8 knots atau 64,4 km/jam di sekitar pusat pusaran.
Simak juga 'BMKG Dorong Perguruan Tinggi Perkuat Manajemen Pengetahuan Bencana':