10 Fakta Polantas Duel dan Bekuk Pria Bergolok Ngamuk di Bogor

10 Fakta Polantas Duel dan Bekuk Pria Bergolok Ngamuk di Bogor

Muchamad Sholihin - detikNews
Selasa, 16 Jan 2024 06:00 WIB
Polresta Bogor Kota memberikan penghargaan kepada Ipda Subandi yang melumpuhkan pria bergolok di Kota Bogor
Ipda Subandi yang berduel dengan pria bergolok di Bogor. (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Seorang polisi lalu lintas berduel dengan pria bersenjatakan golok di jalanan Kota Bogor. Berikut tujuh fakta mengenai peristiwa ini.

Fakta-fakta ini dikumpulkan detikcom dari pemberitaan hingga Senin (15/1/2024) petang.

Peristiwa duel aparat penegang hukum dengan pelaku kekerasan jalanan ini terjadi di Jl Sholeh Iskandar (Sholis), Tanahsareal, Kota Bogor, pada Minggu (14/1) lalu. Ada Ipda Subandi selaku Kepala Sub Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas (Kasubnit Gakkum) Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak tujuh fakta berikut ini:

1. Ipda Subandi selesai razia knalpot brong

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bogor Kota, Kompol Galih Apria, menjelaskan bahwa peristiwa ini berawal dari selesainya Ipda Subandi menjalankan tugas razia knalpot brong, jenis knalpot yang dikenal berisik mengganggu lingkungan. Galih menceritakan, Ipda Subandi sedang beristirahat pada pukul 01.15 WIB dini hari saat itu.

ADVERTISEMENT

2. Awal peristiwa: Pria bergolok rampok pengemudi mobil

Ipda Subandi yang selesai menjalankan razia knalpot brong ternyata mendapat laporan adanya keributan di Jl Sholeh Iskandar. Meluncurlah dia ke lokasi. Di lokasi, ternyata ada peristiwa pria bergolok mencoba merampok pengemudi mobil.

"Selanjutnya ada masyarakat yang melaporkan adanya keributan yang disampaikan kepada personel karena melihat mobil dinas Polri ada di lokasi, selanjutnya segera mengarah ke lokasi, kemudian sampai di depan hotel sudah didapati korban dengan bercucuran darah di pelipis kanan," kata Kompol Galih Apria selaku Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, menjelaskan melalui keterangannya.

Di lokasi, tiga orang pelaku mencoba melakukan kekerasan terhadap pengendara mobil. Sejumlah masyarakat menyaksikan peristiwa dini hari ini. Korban luka dari peristiwa tersebut dibawa ke rumah sakit.

"Saat bersamaan, tersangka masih memegang sajam (senjata tajam) seraya mengacung-acungkan sajam tersebut ke masyarakat," imbuhnya.

Selanjutnya, pria bergolok menyerang polisi:

Lihat juga Video: Viral Duel Pelajar di Makassar, Polisi Amankan 4 Orang Siswa

[Gambas:Video 20detik]




3. Pelaku menyabetkan goloknya

Perangai pria bergolok itu meresahkan. Ipda Subandi yang mencoba menangani situasi mendapati pria itu menggunakan goloknya.

"Jadi dia sempat sabetin goloknya, kalau saya ngga menghindar saya pasti kena juga," kata Ipda Subandi saat dihubungi wartawan, Minggu (14/1).

Golok itu berupa bilah tajam namun berkarat, tentu berbahaya bila melukai anggota badan. Bilah golok sudah dimodifikasi, bentuknya bergerigi.

4. Ipda Subandi berani karena punya ilmu

Ipda Subandi bukan cuma berani karena benar, tapi juga berani karena punya ilmu sebagai bekal menangani berandalam macam ini. Dia sudah menguasai cara menangani orang bersenjata tajam.

"Ketika itu saya memberanikan diri menangkap dia (pelaku,red), karena ini, saya punya teknik sedikit terkait sajam yang dipegang sama seseorang ada tekniknya, saya memberanikan diri," kata Subandi.

Selanjutnya, Ipda Subandi memiting pria bergolok, ternyata ada motif cemburu istri pelaku digoda korban:

5. Ipda Subandi tak terluka, pria bergolok dipiting

Karena tahu cara menghindari serangan senjata tajam, Ipda Subandi tidak terluka. Dia dalam keadaan baik-baik saja.

"Alhamdulillah saya ngga apa-apa, masih diberi keselamatan oleh gusti Allah," tutur Subandi.

6. Ipda Subandi memiting pria bergolok

Kata Subandi, pertarungan tidaklah sengit. Dia dapat mengatas pria bergolok itu. Dipitingnya pria itu. Ini adalah aplikasi dari ilmu silat yang dia pelajari di kepolisian.

"Jadi dia sempat sabetin goloknya, kalau saya ngga menghindar saya pasti kena juga. Ya bahasanya kita piting lah, ya pokoknya SOP penanganan orang membawa sajam, SOP di silat Polri, gitu," kata Subandi.

7. Satu orang ditangkap

Ada tiga orang yang semula mencoba melakukan kekerasan terhadap pihak pengendara mobil. Satu orang di antaranya yakni pria bergolok tersebut berhasil diamankan polisi.

"Tersangka dengan dua teman lainnya hendak kabur, kemudian dikejar. Tersangka sempat mengacungkan sajam ke petugas (Ipda Subandi), melawan, sempat terjadi duel, dengan sigap Personel Sat Lantas berhasil melumpuhkan orang tersebut," ungkap Kasat Lantas Polres Bogor Kota, Kompol Galih Apria.

8. Ada cemburu di balik penganiayaan

Peristiwa mengamuknya pria bergolok terhadap pengendara mobil ternyata dilatarbelakangi cinta segitiga. Pria bergolok itu berinisial DH, usia 29 tahun, dan korban penganiayaan berinisial ES berusia 24 tahun.

"Dia (ES) menggoda istri pelaku. Kemudian pelaku ini menghampiri dari korban yang menggoda istrinya. Jadi asal masalahnya itu," kata Kapolresta Bogor Kota, KOmbes Bismo Teguh Prakoso dalam keterangannya, Senin (15/1).

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Luthfi Olot mengatakan penganiayaan terjadi karena pelaku cemburu setelah korban menghubungi istrinya melalui akun media sosial.

"Bukan begal, kita sudah periksa. Ini kasus penganiayaan, motifnya cemburu," kata Luthfi ketika dimintai konfirmasi terpisah.

9. Tak ada barang yang hilang

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Luthfi Olot menjelaskan tidak ada barang milik korban yang hilang. Penganiayaan ini memang bukan dilatarbelakangi keinginan merebut barang berharga milik korban, tapi karena cemburunya si suami mengetahui istrinya digoda korban.

"Hasil keterangan korban menjelaskan tidak ada barang berharga yang hilang," kata Luthfi.

10. Pria bergolok kini ditahan

Pria bergolok berinisial DH itu ditahan oleh polisi. Dia dikenakan Pasal 353 KUHP dan/atau Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun.

Halaman 3 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads