Muhammad Zinedine Alam Ganjar makan siang bersama Tokoh Pemuda dan Influencer se-Banten, di Saba Backyard, Kota Serang, Banten, Sabtu (13/1). Alam mendengarkan persoalan dan curhatan yang dihadapi oleh pemuda setempat, terutama dalam keterlibatan pada sektor pemberdayaan dan ekonomi provinsi Banten.
"Banyak banget isu yang muncul dalam forum hari ini di Banten. Semua orang banyak berbicara dari berbagai lintas sektor. Salah satunya yaitu sektor pendidikan, UMKM, perempuan, difabel, dan bahkan isu museum itu yang baru aku dengar," kata Alam dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/1/2024).
Lanjut Alam, ini merupakan satu cerita yang menarik selama dirinya mendengar masukan keresahan dari para pemuda Banten. Namun, dari semua pembahasan yang mencuat tersebut, ada dua isu yang digarisbawahi oleh Alam. Salah satunya yaitu soal pengangguran dan kekerasan seksual terhadap perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama soal isu kekerasan seksual, perlunya tindakan preventif agar hal tersebut bisa dicegah atau bahkan tidak terulang yang mempersepsikan bahwa perempuan itu sebagai produk sekunder harus dihilangkan dan bisa dimulai dari edukasi sejak dini," tegas Alam.
Untuk itu, Alam melihat pentingnya pembangunan kurikulum pendidikan karakter yang dimulai dari tingkat PAUD, untuk mencegah hal tersebut terulang di kemudian hari.
Selain itu, menyikapi soal pengangguran, Alam menilai pentingnya kolaborasi dalam melihat peluang untuk mengisi satu sama lain dari berbagai macam sektor, agar mampu meningkatkan kebermanfaatan dan menghasilkan nilai-nilai positif untuk kemajuan daerah Banten.
Co Founder Merintis Indonesia Virdian Aurellio mengutarakan hal yang sama terkait diskusi yang mencuat dalam forum tersebut. Oleh karena itu, dirinya berharap pembangunan sektor UMKM dan isu kekerasan seksual bisa diperhatikan kedepannya.
"Harapannya bisa membuat Banten ini jadi lebih solid lagi dan segala gagasan yang ada bisa membuat Banten menjadi provinsi yang maju karena Banten ini di Indonesia," kata Virdian.
Demikian juga disampaikan oleh perwakilan dari Equality Institute Fitri Andrianti yang mencermati soal isu kekerasan perempuan yang marak terjadi. Dirinya pun berpesan agar pemerintah bisa turut serta dalam menurunkan angka kekerasan seksual terutama di Banten.
"Karena perempuan itu juga harus kuat tidak boleh dilemahkan dari sistem kultural maupun struktural, jadi di bidang pendidikan pemberdayaan preventif dan lain sebagainya. Semoga pemerintah bisa mengambil langkah-langkah kedepannya untuk perbaikan perempuan di provinsi," pungkas Fitri.
Adapun kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh pemuda yang memiliki latar belakang beragam seperti perwakilan BEM, Forum OSIS Banten, Organisasi HIPMI, hingga kalangan pengusaha yang turut aktif menyampaikan aspirasinya.
(akd/ega)