Awalnya, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi meluruskan asumsi masyarakat yang menyebutkan 'polisi cuma menangkap pemakai narkoba'. Syahduddi menegaskan bahwa penangkapan asisten Saipul Jamil ini justru diawali dari tertangkapnya bandar narkoba yang bernama Rifandi.
"Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan bahwa terkait dengan informasi bahwa 'polisi hanya menangkap pemakai narkoba'. Dalam kasus ini, yang kami amankan adalah ada 2 orang. Satu atas nama R dan atas sama S yang merupakan asisten dari pada Saudara SJ (Saiful Jamil). R ini merupakan pengantar ataupun bandar narkoba yang sering melakukan transaksi jual beli narkoba di wilayah hukum Polsek Tambora," jelas Syahduddi dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (12/1/2024).
Di satu sisi, Polsek Tambora mendapatkan banyak aduan warga yang merasa resah dengan adanya transaksi narkoba yang terjadi di wilayah Tambora, Jakarta Barat. Inilah yang mendasari polisi kemudian melakukan penyelidikan hingga tertangkapnya Rifandi dan Steven yang juga asisten Saipul Jamil.
"Oleh karena itu, ketika anggota Polsek Tambora sering mendapatkan keluhan maupun aduan terhadap perilaku daripada R ini yang sering bertransaksi narkoba di wilayah Polsek Tambora, maka dilakukan upaya-upaya penyelidikan untuk menangkap yang bersangkutan," ungkapnya.
Kapolres menegaskan target utama jajarannya adalah menindak pengedar narkoba yang meresahkan. Syahduddi juga menegaskan bahwa jajarannya tidak mengetahui jika kemudian di dalam mobil yang dikemudikan Steven itu ada Saipul Jamil di dalamnya.
"Sehingga sebenarnya target kita adalah pengedar yang memang menjadi faktor penyebab maraknya transaksi narkoba di wilayah Polsek Tambora. Ketika dalam transaksinya R bertransaksi dengan S--yang notabene adalah asisten daripada SJ--petugas tidak tahu sama sekali kalau di dalam mobil tersebut ada SJ," paparnya.
Asisten Saipul Jamil Panik
Polisi mengungkapkan asisten Saipul Jamil merasa panik saat disergap di jalur busway di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Steven merasa panik karena menyadari dirinya memegang narkoba kala itu.
"Dan berdasarkan pengakuan dari tersangka atas nama S, kenapa dia ketika sudah diberitahu ada polisi dan diperintahkan untuk menepi, tapi dia malah berusaha untuk melarikan diri dan menabrak para pengguna jalan lainnya ketika dia mengetahui ada polisi (karena) dia panik," ungkapnya.
"Kenapa panik? Yang pertama, dia sadar kalau dia memegang barang bukti narkoba. Yang kedua, di dalam dia ada SJ yang notabene adalah public figure sehingga ketika dia berhenti dan diamankan petugas, ada dua hal yang merugikan. Dia ditangkap karena menyalahgunakan narkoba, yang kedua ada public figure dalamnya. Itulah yang membuat dia nekat untuk melarikan diri sampai menabrak beberapa orang, bahkan ada sampai yang terluka," tambahnya.
Syahduddi menjamin transparansi dalam penyidikan dalam kasus ini. Tak hanya oleh kalangan internal, penyelidikan polisi pun diawasi oleh pihak eksternal, salah satunya Kompolnas.
"Sehingga keterangan-keterangan inilah untuk sekaligus kami perlu sampaikan supaya informasi jelas dan kami pun juga berusaha untuk setransparan mungkin melakukan rangkaian kegiatan penyelidikan, tidak hanya mengundang pihak internal, tapi kami juga mengundang pihak eksternal dengan kehadiran ketua harian Kompolnas di sini. Kami ingin apa yang kami lakukan langkah-langkah penanganan terkait dengan proses ini betul-betul berjalan secara transparan dan akuntabel," pungkas Syahduddi.
Simak Video 'Polisi yang Tangkap Saipul Jamil Kini Dibebastugaskan':
(mea/bar)