Kepala KRB: Semoga Pemerintah Kapok Bangun Helipad
Senin, 27 Nov 2006 13:52 WIB
Jakarta - Dibangun dengan biaya mahal tapi ternyata mubazir. Bahkan kemudian dibongkar tanpa pernah dipakai. Itulah nasib 2 helipad yang dibangun di Kebun Raya Bogor (KRB). Kapokkah pemerintah?"Mudah-mudahan ke depan, pemerintah itu kapok. Sudah bikin mahal-mahal, lalu dibongkar lagi," sindir Kepala KRB Irawati sambil tersenyum dalam jumpa pers di Gedung Sasana Widya Sarwono LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (27/11/2006).Untung bagi KRB, pembangunan dan pembongkaran helipad tersebut tidak ditanggung KRB. "Semua biaya ditanggung Departemen PU," imbuh Kepala LIPI Umar Anggara Jenie.LIPI selaku atasan KRB sebenarnya diajak bicara oleh pemerintah mengenai pembangunan helipad tersebut. LIPI menyetujui dengan pertimbangan keamanan Presiden AS George W Bush yang akan datang ke Bogor, Jawa Barat dengan menggunakan helikopter dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta."Pada waktu pembangunan mau dilakukan, kita diajak rapat oleh protokoler istana dan lain-lain. Dengan pertimbangan keamanan tamu negara, ya kami menerima," jelas Umar.KRB kemudian menyiapkan antisipasi. Beberapa tanaman langka seperti kelapa kembar asal kepulauan Maldives yang sedang berbuah kemudian diselimuti. Daun-daun tua teratai jenis Victoria Amazonica dibuang. Dahan-dahan rapuh pohon-pohon besar dipotong."Kami bahkan memperhitungkan berapa kekuatan angin dari putaran baling-baling helikopter," jelas Umar.Namun saat hari H kedatangan Bush pada 20 November, 2 helipad yang berada di KRB urung digunakan. Bush memilih mendaratkan helikopternya di GOR Pajajaran yang berada di Jalan A Yani, Bogor."Alhamdulillah Bush tidak jadi mendarat di KRB," ujar Irawati senang.
(aba/sss)