Kisah Deni, Jadi Olympian karena Gocap

Sosok

Kisah Deni, Jadi Olympian karena Gocap

Nada Celesta - detikNews
Senin, 08 Jan 2024 13:02 WIB
Jakarta - Mantan atlet angkat besi Indonesia, Deni, punya kenangan manis dengan uang sejumlah 50 ribu Rupiah. Sebab, uang gocap itulah yang 'mengantarkan' Deni menjadi atlet angkat besi hingga bisa bertanding di Olimpiade.

Deni yang juga telah menyabet tiga medali emas di SEA Games (South East Asian Games) 2013, 2017, dan 2019 itu memulai perkenalannya pada angkat besi di ekstrakurikuler sekolah. Kala itu, Deni masih merasa asing dengan olahraga angkat besi.

"Dari situ saya berpikir, olahraga apa ini, kok ada yang menarik, ada yang asing. Biasanya kan, ekstrakulikuler itu seperti sepak bola, bulu tangkis, voli, basket. Ada guru olahraga yang menunjuk saya untuk ikut. Awalnya saya menolak. Cuman, karena sudah terpaksa ikut, saya ikut," ungkap Deni di program Sosok detikcom.

Akan tetapi, setelah satu kali berlatih di sekolah, Deni kapok bukan main. Sekujur tubuhnya nyeri dan kaku. Ia pun memutuskan untuk tak akan berlatih angkat besi lagi.

Saat itulah, sang kepala sekolah memberi penawaran pada Deni. Jika Deni memilih lanjut di ekstrakulikuler angkat besi, ia akan diberi uang sejumlah 50 ribu Rupiah setiap minggu oleh kepala sekolahnya. Tergiur dengan nominal yang besar, Deni remaja pun mengurungkan niatnya untuk berhenti dari angkat besi.

Setelah dua bulan berlatih, tiba saatnya untuk kejuaraan pertama Deni di Pekan Olahraga dan Seni se-Jawa Barat. Bertanding di cabang olahraga angkat besi, Deni berhasil menyabet medali emas.

Rupanya, prestasi pertama Deni mengantarkannya pada peluang hidup yang lebih luas. Ia ditawarkan beasiswa penuh di SMA jika ia berkomitmen pada olahraga angkat besi.

"Kalau masih berlanjut di angkat besi, saya full beasiswa untuk SMA. Saya berpikir, di mana lagi peluang sebaik ini? Akhirnya, saya bicara sama orang tua, saya izin, saya mau berlatih ke Pusat di kabupaten Bogor, di Cibinong, untuk menempuh pelajar, sekaligus jadi atlet," papar Deni.

Pertandingan demi pertandingan dilalui Deni. Medali demi medali disabetnya. Deni yang dulu berlatih karena 'disuap' gocap, lambat laun bertransformasi menjadi atlet angkat besi yang ingin membanggakan Indonesia.

Layaknya atlet pada umumnya, Deni punya cita-cita untuk bertanding di Olimpiade. Cita-cita itu pun terwujud. Deni telah bertanding sebanyak tiga kali di perhelatan olahraga paling prestisius di dunia itu. Ia mendapat peringkat ke-9 pada Olimpiade London 2012 dan peringkat ke-12 di Olimpiade Rio 2016. Saat bertanding kembali di Olimpiade Tokyo 2020, Deni berada di peringkat ke-9.

Di luar Olimpiade, Deni telah menyumbang prestasi di ajang SEA Games. Pada tahun 2013, Deni menyumbang emas untuk Indonesia di nomor 69 kg. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan memecahkan rekor baru SEA Games dengan total angkatan 324 kg, dengan snatch 148 kg dan clean and jerk 176 kg.

Sumbangsih emas Deni di SEA Games tak berhenti di sana. Ia kembali memberi emas untuk Indonesia di SEA Games 2017 dan 2019.

Kesuksesan Deni juga tak luput dari berbagai kesulitan. Salah satunya, ia sempat dihadapkan oleh pilihan hidup: lanjut menjadi atlet, atau memilih jadi pegawai kantoran. Namun, Deni memilih bertahan pada mimpinya menjadi atlet.

"Salary saya waktu itu kurang lebih 150 ribu sampai 500 ribu. Sedangkan kalau saya harus pilih kerja, sekitar 2 juta sekian. Cuman ada keegoisan hati waktu itu, saya sudah latihan dari 2002, lulus 2006. Masa lima tahun saya terbuang cuma-cuma, habis itu udah dan kerja yang nggak tahu mau kerja apa. Ya udah, saya coba bilang ke orang tua saya, 'Kasih saya waktu sedikit lagi, biar saya menentukan apa yang mau saya kejar di sini,' seperti itu," ungkap Deni.

Pilihan Deni nampaknya sudah tepat. Deni mengaku mendapat banyak kemakmuran karena angkat besi.

Namun, Deni menyadari, tidak semua atlet seberuntung dirinya. Sebab, menurut Deni, seringkali profesi atlet hanya menguntungkan jika sudah berada di level nasional dan internasional. Sedangkan mereka yang di daerah, umumnya mesti lebih bersabar.

"Sebenarnya sih jadi atlet itu, dibilang menguntungkan, menguntungkan, Kak. Tapi, ada tapinya. Kalau kita sukses. Jadi atlet internasional," ujar Deni.

"Kalau cuma sebatas kayak, atlet pemula atau maaf kata, di levelan daerah, ya kita harus sabar, benar-benar sabar. Kita harus siap punya sampingan saat kita sudah selesai jadi atlet. Jadi, bisa melihat, kita bisa dihargai kalau kita punya sesuatu. Jadi atlet menguntungkan? Menguntungkan kok, kayak sekarang, Olympic aja bisa miliaran. Jadi juara SEA Games, per dua tahun, 500 juta. Melihat situ, dan juga PNS. Enak? Iya. enak. Tapi, itu bilang, kalau melihat ke bawah, banyak juga yang nggak enak yang harus ditelan," lanjutnya.

Kenyataan tersebut mendorong Deni untuk mengembangkan potensi atlet-atlet muda di daerah tempat tinggalnya. Selepas pensiun dari angkat besi pada tahun 2021, Deni mendirikan 6221 Academy, sebuah sasana latihan angkat besi untuk anak-anak.

Hingga kini, Deni telah melatih 25 anak, dengan usia termuda 10 tahun. Beberapa di antaranya juga telah menyabet prestasi di kejuaraan nasional.

Meski sempat mengalami hambatan berupa kurangnya fasilitas, perlahan Deni berhasil melaluinya. Ia bekerjasama dengan berbagai brand untuk mendukungnya dalam aspek penyediaan alat. Deni berprinsip, jangan sampai kurangnya fasilitas mematahkan semangat mantan atlet yang ingin menjadi pelatih.

"Jangan sampai, ada satu atlet udah pensiun, dia pengin jadi pelatih, tapi nggak ada sarananya. Kalau saran saya sih, kalau memang ada mantan atlet angkat besi yang mau terjun ke dunia pelatih, just do it. Jangan dipikirin. Sekarang ada media sosial. Kalau kalian berani bicara, banyak orang yang mau peduli. Tinggal bagaimana kita penyampaiannya aja," ujar Deni.

Perjalanan Deni dalam dunia kepelatihan angkat besi memang baru saja dimulai. Deni memahami, dalam perjalanannya yang panjang ini, terdapat berbagai hambatan yang menanti. Meski demikian, Deni terus menguatkan hatinya. Semua demi ambisinya untuk terus berdedikasi dalam dunia angkat besi Indonesia.

"Cita-cita sebagai pelatih sih, saya pengin menyalurkan bersama istri saya, apa yang anak-anak sering tanyakan bersama istri saya, kalian mau jadi apa? Kalian obsesinya itu apa di angkat besi? Mereka ada yang bilang, mau juara, ada yang mau keluar negeri, ada yang mau nyenengin orang tua, berbagai mimpi lah. Mudah-mudahan, semua mimpi mereka itu saya bersama istri, menjadi solusi untuk mereka. Agar semua itu bisa terwujud," tandas Deni. (nel/vys)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads