Kereta Api (KA) Turangga merupakan layanan kereta api penumpang kelas eksekutif yang memiliki rute Stasiun Surabaya Gubeng-Bandung. Pada 5 Januari 2024 lalu, KA Turangga mengalami insiden tabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya di Cicalengka.
Berikut ini profil sejarah hingga catatan tragedi yang pernah dialami KA Turangga, yang dihimpun detikcom dari berbagai sumber:
Profile KA Turangga
Berdasarkan data Grafik Perjalanan Kereta Api Pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Dirjen Perkeretaapian (DJKA), yang dikutip detikJabar pada Jumat (05/01/2024), KA Turangga tercatat menempuh jarak sejauh 696 km dalam waktu sekitar 10 jam 17 menit. Kereta dengan lebar 1.067 mm ini memiliki kecepatan operasional 70-120 km/jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KA Turangga memiliki waktu keberangkatan dari stasiun awal pada malam hari dan tiba di stasiun akhir pada pagi harinya. Jika kereta berangkat dari Stasiun Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, maka rute akan berlanjut melewati Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Surakarta Stasiun Solo Balapan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Cilacap, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut Cipeundeuy, dan berakhir di Stasiun Bandung.
Sejarah KA Turangga
Menurut catatannya, KA Turangga pertama kali beroperasi pada 1 September 1995. KA ini melayani rute Bandung-Surabaya (PP) dengan layanan kelas bisnis plus dan eksekutif. Kemudian sejak 11 Oktober 1999, KA Turangga hanya melayani kelas eksekutif dengan rangkaian kereta baru dari INKA keluaran 1999.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Turangga artinya kuda atau bisa juga diartikan sebagai warna pucat kekuning-kuningan atau kelabu. Namun, arti nama Turangga sendiri sejatinya diambil dari nama hewan kuda tunggangan para bangsawan Jawa.
Informasi tersebut sebagaimana tertulis dalam situs Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang menampilkan tulisan "Kereta, Nama, dan Kisah" karya Aris Setiawan. Pengajar ISI Solo ini menulis di salah satu kolom Koran Solopos terbit pada Kamis (28/09/2017) silam.
Seperti dilihat detikJabar, Jumat (05/01/2024), Aris menyoroti penamaan kereta api di Indonesia, terkhusus Jawa, yang berciri khas dan unik. Menurut dia, nama kereta api sering kali didasarkan pada jejak sejarah kekuasaan, alam, dan binatang magis negeri ini.
"Kita juga melihat nama-nama binatang seperti Sembrani (kuda terbang), Turangga (kuda), Sancaka (ular), Dwipangga (gajah), Taksaka (naga), Lodaya (macan). Nama-nama hewan tersebut sebagian terilhami kisah-kisah dalam pertunjukan wayang atau epos Mahabarata dan Ramayana," tulis Aris dalam artikel di kolom 'Gagasan' tersebut.
"Pemilihan hewan-hewan versi dongeng dan epos tersebut menandakan gerbong kereta api dilabeli seperangkat imajinasi dan memori. Kereta api bukan hanya alat transportasi, namun juga guratan wacana dan pengekalan kisah kultural tentang Jawa dan Indonesia," lanjutnya.
Catatan Tragedi KA Turangga
Berikut ini beberapa catatan tragedi yang pernah dialami KA Turangga, yang dihimpun dari catatan redaksi detikcom:
30 Maret 2023
Pada 30 Maret 2023, terjadi insiden tabrakan KA Turangga dengan truk gandengan sarat muatan pakan ternak. Truk hancur tertabrak KA Turangga di perlintasan Desa Jatipelem, Diwek, Jombang. Meski tidak ada korban jiwa, kecelakaan ini menyebabkan kabin dan bak depan truk dengan nomor polisi S 9007 UW hancur. Muatannya berserakan di pinggir jalur kereta.
Dalam laporan detikJatim, ketika itu KA Turangga dengan nomor lokomotif CC 2061399 dan Masinis Miftahul Huda melaju kencang dari barat ke timur. Melihat KA dari Bandung tujuan Surabaya itu kian dekat, Haris bergegas keluar dari kabin truk untuk menyelamatkan diri. Sedangkan kabin dan bak depan truk masih di tengah perlintasan.
Kemudian, kabin dan bak depan truk tersambar KA Turangga. Kabin truk hancur dan terlempar sekitar 100 meter dari perlintasan Jatipelem. Akibatnya, bak depan truk terseret kereta api sekitar 1 km dari perlintasan. Muatan pakan ternak pun berhamburan di sepanjang rel kereta api.
5 Januari 2024
Pada 5 Januari 2024 sekitar pukul 06.03 WIB, kecelakaan kereta terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung. Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung Ayep Hanepi membenarkan terjadinya kecelakaan antara KA Turangga dengan KA Lokal Bandung Raya di jalur petak Stasiun Cicalengka-Haurpugur.
Dalam insiden tersebut, sebanyak 4 orang dinyatakan meninggal. Keempat korban tewas merupakan KA yang terdiri atas masinis, asisten masinis, pramugara, dan sekuriti. Adapun sebanyak 287 penumpang di KA Turangga dan 191 penumpang di KA lokal Bandung Raya selamat meski ada 22 orang mengalami luka-luka.
Adapun terkait penyebab pasti insiden tabrakan KA Turangga bernomor perjalanan 65A dengan KA Commuter Line Bandung Raya bernomor perjalanan 350 tujuan Padalarang-Cicalengka di petak Jalan Cicalengka-Haurpugur kilometer 181 tersebut masih dalam penyelidikan oleh pihak terkait.