Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengingatkan dampak perubahan cuaca harus diantisipasi dengan sejumlah langkah yang adaptif di sejumlah bidang. Hal itu diperlukan agar proses pembangunan nasional dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
"Faktor dampak perubahan iklim harus menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam menerapkan sejumlah program pada proses pembangunan," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Jumat (5/1/2024).
Dia mengatakan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memprediksi El Nino setidaknya bisa bertahan hingga Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kemarau pada 2024 tidak akan sekering 2023, meski begitu tetap perlu diwaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan di tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang tahun 2024, gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu El Nino-Southern Oscillation (ENSO) diperkirakan akan berada pada fase El Nino Lemah-Moderat yang terjadi di awal tahun," jelasnya.
Menurutnya, sejumlah perkiraan tersebut harus diantisipasi dampaknya terhadap keberlangsungan program dalam proses pembangunan.
Dia mengakui dinamika perubahan iklim akan berdampak pada sejumlah sektor antara lain pertanian, kesehatan, dan lingkungan hidup.
Sejumlah sektor tersebut, menurutnya, sangat mempengaruhi proses pembangunan fisik maupun sumber daya manusia nasional.
"Karena itu, kewaspadaan terhadap dampak perubahan iklim harus konsisten ditingkatkan agar sejumlah program akselerasi pembangunan dapat direalisasikan sesuai rencana," ujarnya.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berharap semua pihak menjadikan data perkiraan cuaca sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam merencanakan sejumlah program dalam proses pembangunan.
"Sehingga, berbagai program yang direncanakan dalam setiap tahapan pembangunan dapat direalisasikan dengan tepat waktu dan sasaran," tutupnya.
Simak Video 'BRIN Sebut Musim Hujan Jadi Lebih Pendek karena El Nino':