Den Haag - Perdana Menteri (PM) JP Balkenende menghadap kepala negara Ratu Beatrix untuk melaporkan pengunduran diri kabinet. Kabinet dinyatakan demisioner.Balkenende menghadap Ratu tepat di hari-H pemilu, 22/11/2006. Ratu menerima pengunduran diri kabinet tersebut dan meminta agar masalah-masalah vital menyangkut kepentingan negara tetap ditangani, demikian
Rijksvoorlichtingsdienst (Dinas Penerangan Kerajaan) dalam websitesnya, 24/11/2006.Langkah Balkenende tersebut memang sudah menjadi tradisi politik di Belanda. Pada hari pemungutan suara, PM maju menghadap Ratu untuk melapor bahwa Kabinet Balkenende III yang dipimpinnya mundur, termasuk semua sekretaris negara. Begitu Ratu menyatakan menerima dan mempertimbangkan, maka kabinet resmi mendapat status demisioner.Umur Kabinet Balkenende III ini sangat pendek dan sifatnya hanya kabinet peralihan akibat jatuhnya Kabinet Balkenende II pada 30/6/2006. Kabinet koalisi CDA, VVD dan D66 itu bubar setelah D66 menyampaikan mosi tidak percaya dan menarik dukungan, menyusul skandal kewarganegaraan anggota parlemen dari partai liberal VVD, Ayaan Hirsi Ali.Namun saat itu kabinet tidak dinyatakan demisioner serta langsung digelar pemilu, karena waktunya bertepatan dengan penyusunan dan penyampaian RAPBN. CDA sebagai partai pemenang pemilu 2003 dan mitra koalisi VVD memilih kabinet tetap misioner, dengan membentuk
minderheidskabinet (kabinet minoritas, koalisi CDA dan VVD yang jumlah kursinya cuma 72, kurang dari 50% dari total 150 jumlah kursi di parlemen).Kabinet yang disebut Kabinet Balkenende III ini tugasnya menyelesaikan dua agenda: menuntaskan RAPBN dan menyelenggarakan pemilu. Atas alasan kepentingan negara, semua partai menyetujui kabinet misioner. Namun kabinet tersebut tidak berhak membuat kebijakan atau mengambil keputusan penting kenegaraan di luar dua agenda itu.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini