Bandung - Niat hanya bermain-main menirukan adegan gulat Smack Down yang ditayangkan televisi, tapi akhirnya malah berujung proses hukum. Sebanyak enam orang terkait kematian Reza Ikhsan Fadillah (9), siswa kelas III SD Cingcin I Katapang, Kabupaten Bandung, diperiksa Polsek Banjaran Bandung.Kepolisian Sektor Banjaran Bandung kini tengah menginvestigasti kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan sedikitnya 3 siswa SMP. Kapolsek Banjaran Ajun Komisaris Polisi Legawa mengatakan pihaknya sudah memeriksa 6 orang terkait kematian Reza. Reza selama sebulan menderita sakit demam tinggi hingga akhirnya hilang kesadaran selama sebulan dan mengalami patah tulang kiri, setelah bermain-main gulat 'Smack Down' bersama senior-seniornya di kelompok pengajian kompleks Bandasari, Cangkuang, Kabupaten Bandung. Menurut Legawa, hasil pemeriksaan sementara, kasus ini belum mengarah tindak pidana. "Menurut keterangan lima teman korban yang bermain Smack Down bersama, korban tidak terlihat terluka dan dilakukan dalam permainan," ujar dia, Kamis (23/11/2006).Oleh sebab itu, kata dia, kepolisian melanjutkan penyelidikan dengan meminta
medical record pada tim medis RSHS yang sempat merawat Reza di Intensive Care Unit (ICU) selama 6 hari. Enam saksi yang diminta keterangan, selain anak-anak usia 12 dan 15 yang bermain Smack Down dengan Reza, juga turut diperiksa ayah Reza, Herman Suratman (53).Menurut Herman, anak ketiganya mulai demam dan panas tinggi 20 November 2006. Meski sudah diberi obat turun panas, panasnya tak kunjung turun. Hingga dua hari kemudian dibawa ke RSHS. Hanya satu hari di Unit Gawat Darurat, Reza yang masih duduk di kelas 3 SD itu langsung masuk ke ICU karena kesadaran mulai menurun."Panasnya nggak turun, dokter khawatir. Berdasarkan rontgen, bahu tangan kirinya renggang seperti copot, terlihat ada memar di kepala dan luka dalam di dada. Mungkin akibat dibanting," ujar Herman yang memiliki 5 anak dari pernikahannnya selama 16 tahun dengan Didah Ai Saadah (37).Reza sendiri tak berterus terang soal luka yang dideritanya. Namun, Herman akhirnya mendapat informasi dari teman-teman mengaji Reza di Masjid Jamie Banda Asri. "Kata mereka, Reza di-'Smack Don' sama Aa-Aa (kakak-kakak senior) di madrasah," ujar Herman, menirukan teman-teman Reza. Akhirnya dia menanyai tiga senior Reza, yang mengakui memang sempat bermain 'Smack Down' di sela-sela kegiatan mengaji. "Kamis 16 November, dia tiba-tiba sesak nafas terus sampai akhirnya meninggal jam 11 malam," ujar Herman.Baik Herman maupun istrinya mengaku tak tahu kenapa Reza jadi korban 'Smack Down'. Sebab, sebagai orang tua, mereka selalu memilihkan tayangan acara televisi yang baik untuk anak-anaknya.
(ern/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini