Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk berkontribusi terhadap masyarakat, salah satunya melalui arsitektur. Hal inilah yang juga dilakukan oleh arsitek kelahiran Indonesia, Rafi Haikal.
Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis ASEAN di firma arsitektur bergengsi Urbahn Architects yang berbasis di Kota New York ini bertekad kuat mengatasi kesenjangan dan diskriminasi sosial di Indonesia melalui desain. Ia meyakini arsitektur merupakan industri penting dalam mendorong pembangunan bangsa dan peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat.
Haikal menjelaskan arsitektur memerlukan keseimbangan antara hard skill dan kepekaan sosial yang akomodatif terhadap interaksi lingkungan, sosial, dan manusia. Ia percaya arsitek harus memiliki kemampuan untuk mengenali serta memenuhi kebutuhan dan motivasi setiap klien untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, dan inklusif. Dengan demikian, ruang tersebut mampu memfasilitasi interaksi antara masyarakat dan bisnis bagi semua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di New York City, pekerjaan arsitek diatur hampir sama seperti pekerjaan petugas kesehatan. Dibutuhkan banyak pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, ujian, dan sertifikasi bagi arsitek untuk menerima lisensi profesionalnya. Kenapa? Hal ini karena arsitek bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan penghuninya, berfungsinya properti secara baik dan efisien, serta kesejahteraan masyarakat," jelas Haikal dalam keterangannya, Kamis (28/12/2023).
Ia menjelaskan desain bangunan dan elemen lain dari lingkungan yang dibangun harus mengakomodasi kesejahteraan dan kebutuhan semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki beragam kemampuan fisik, psikologi, dan identitas.
"Bagaimana kita membangun gedung yang bisa mengakomodasi penyandang tunarungu, tunanetra dan tunawicara, serta pengguna kursi roda? Juga mereka yang memiliki kebutuhan psikologis dan ras yang beragam?" lanjutnya.
Salah satu karya terbaik Haikal yang menunjukkan komitmennya sebagai seorang arsitek adalah sebuah proyek Urbahn yang ada di Indonesia saat ini. Sebagai bagian dari tim desain perusahaannya, ia saat ini bekerja sebagai konsultan desain aksesibilitas untuk proses restorasi di Grand Inna Bali Beach Hotel.
Proyek yang dipimpin oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali. Dalam proyek tersebut, Haikal memperjuangkan penerapan desain aksesibilitas tanpa mengabaikan estetika interior dan tektonik spasial. Menurutnya, hal ini sangat berkorelasi dengan kesejahteraan masyarakat yang akan menggunakan dan bekerja di dalam gedung.
Ia mengungkapkan proyek ini memberinya kesempatan mempelajari pasar arsitektur dan desain serta tradisi Bali secara mendalam. Hal ini pun menjadi acuan dalam mentransfer pengetahuan standar bangunan AS ke dalam proses pengembangan hotel.
"Indonesia belum memiliki kode arsitektur, bangunan, dan zonasi sendiri yang dirancang sesuai dengan keunikan geografis, demografi, dan budaya negara kita. Kita masih menggunakan standar zonasi internasional dan juga beberapa standar milik Singapura," ungkapnya.
![]() |
Haikal menegaskan konsep zonasi dan kode dalam arsitektur sangat diperlukan. Zonasi merupakan seperangkat aturan yang mengatur batasan ukuran, bentuk, penggunaan dan penempatan bangunan di berbagai lokasi.
"Contohnya, peraturan zonasi di New York mengatur secara rinci seberapa tinggi gedung apartemen atau perkantoran dapat dibangun di lokasi tertentu untuk menjamin kecukupan cahaya alami di sekitarnya, kecukupan pasokan seperti tenaga listrik atau air, dan kemudahan akses dalam keadaan darurat," papar Haikal.
"Tujuannya adalah untuk memastikan pejalan kaki tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup saat berjalan di trotoar, yang berdampak langsung pada kesehatan mental masyarakat-contoh kesamaan lain antara arsitek dan petugas kesehatan. Hal itu seharusnya dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dan menikmati lingkungan yang dibangun secara maksimal," tambahnya.
Proyek Sanur hanyalah salah satu dari advokasi Haikal terhadap arsitektur inklusif di Indonesia. Ia pun membantu membangun skema insentif yang efektif untuk joint venture baru Urbahn Architects, Urbahn International, yang mengekspansi keahlian Urbahn ke Indonesia.
Sejak didirikan pada tahun 1945, Urbahn telah merancang proyek untuk organisasi dan institusi yang beroperasi di sektor real estate komersial, layanan publik dan pemerintah, transportasi, perumahan, kesehatan, pendidikan, fasilitas peradilan, perhotelan, rumah susun, dan infrastruktur.
Perusahaan ini mengemban tugas sebagai arsitek penasihat untuk beberapa bangunan paling ikonik di AS, termasuk Gedung Perakitan Kendaraan dan Kontrol Peluncuran di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, FL, selama pembangunan gedung terbesar di dunia, dan Fermi National Accelerator Lab di Batavia, IL. Nilai total proyek domestik dan internasional Urbahn saat ini melebihi US$1 miliar.
Majalah Building Design & Construction bahkan menempatkan Urbahn sebagai firma arsitektur dan perencanaan terbesar ke-83 secara keseluruhan, perancang gedung pemerintah terbesar ke-36, perancang fasilitas peradilan terbesar ke-21, perancang perhotelan terbesar ke-48, perancang proyek kesehatan terbesar ke-99, dan perancang universitas terbesar ke-104 di Amerika Serikat. Majalah Engineering News-Record New York juga telah menobatkan perusahaan ini sebagai Firma Desain Terbaik Tahun 2019.
Haikal juga memimpin proses pendirian anak perusahaan baru Urbahn melalui studi kelayakan yang rinci (feasibility studies) dan penggalangan dana dengan target nilai investasi sebesar Rp 10 miliar atau setara US$ 650.000.
Berkat usahanya, Urbahn International PT PMA baru-baru ini menjadi perusahaan berlisensi di Indonesia. Haikal pun kini menjabat sebagai mitra dan presiden komisaris yang bertanggung jawab memeriksa komponen kualitas desain, keberlanjutan, dan aksesibilitas serta standar estetika proyek-proyek perusahaan.
Sejak tahun 2022, Haikal pun terus mengadvokasi standar arsitektur inklusif dalam desain ibu kota Nusantara (IKN), ibu kota baru Indonesia. Ia berkomitmen menghubungkan konsultan dan pengembang arsitektur kelas dunia dalam proses pembangunan Nusantara agar memiliki standar aksesibilitas dan keberlanjutan yang setara dengan yang ada di Kota New York, sekaligus mampu menonjolkan warisan budaya dan estetika khas Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pada 20 November 2023 di World Trade Center 7 di Manhattan, Haikal mengadakan pertemuan yang memungkinkan Badan Otorita IKN mempresentasikan megaproyek nasional tersebut kepada berbagai pengembang real estate paling terkemuka di dunia. Salah satunya Silverstein Properties, salah satu pemilik dan operator kompleks World Trade Center yang legendaris.
Rapat tersebut membahas potensi berbagai pengembang berbasis New York untuk menjadi salah satu pengembang properti utama di ibu kota baru dalam lima tahun ke depan. Sementara itu, Urbahn akan menjabat sebagai dewan penasihat proyek Nusantara dengan misi utama mengawasi dan memastikan berjalannya studi aksesibilitas dan hak asasi manusia dalam rancangan utama Nusantara.
Pertemuan ini berhasil memikat berbagai perusahaan pengembang Barat untuk menjadi salah satu investor terbesar dalam pengembangan IKN. Menurutnya, ini bukanlah pencapaian kecil mengingat profil para pengembang global yang amat prestisius dan mampu menolak berinvestasi di wilayah yang tidak sesuai dengan nilai dan tujuan perusahaan.
Dalam pertemuan tersebut, Haikal menekankan pentingnya mencegah peningkatan kesenjangan antara Indonesia dan dunia dalam bidang arsitektur. Yakni dengan meningkatkan standar kualitas arsitektur dan perencanaan kota di IKN dan kota-kota lainnya.
Ia menekankan penegakkan hukum, stabilitas politik, dan kebebasan individu di Indonesia selama ini mampu menciptakan lingkungan investasi yang sangat aman bagi bisnis internasional. Melalui misi ini, Haikal memelopori pendekatan arsitektur yang ramah hak asasi manusia di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan Otoritas IKN dalam rapat Senin (20/11), anggaran pembangunan IKN sebesar 20% bersumber dari APBN sedangkan 80% sisanya berasal dari investasi asing. IKN digambarkan oleh pemerintah Indonesia sebagai megaproyek yang berfokus pada pembangunan kota hijau, modern dan unik yang terletak di tengah hutan Kalimantan.
"Ini merupakan pencapaian besar bagi negara asal saya, Indonesia, beserta komunitas arsitekturnya. Nusantara hanyalah awal dari misi kita bersama. Kami akan terus mengupayakan hubungan jangka panjang dengan Silverstein Properties agar kita bisa membangun lebih banyak kota di Indonesia yang berstandar internasional, inklusif, aman bagi kebutuhan seluruh masyarakat, segala suku, agama, ras, dan kebutuhan mental dan fisik yang bervariasi," kata Haikal pada peluncuran Urbahn International di KJRI New York pada November 2023 saat memberikan pidato sebagai Direktur Pengembangan Bisnis Urbahn untuk Kawasan ASEAN yang baru.
Ia mengatakan upayanya mendukung Nusantara tak hanya bermanfaat mempromosikan pasar arsitektur Indonesia ke tingkat internasional. Namun juga memberikan dampak positif langsung, seperti mendorong potensi terciptanya lapangan kerja untuk 10.000 pekerja konstruksi di Nusantara dan multiplier effect di Kalimantan.
Lebih lanjut, Haikal menegaskan misi inklusivitas dan kesetaraan bukanlah hal baru baginya yang merupakan alumni Pratt Institute di Brooklyn, sebuah sekolah arsitektur terkemuka yang dikenal karena komitmennya melayani kebutuhan seluruh masyarakat.
Selama ini aktif dalam berbagai gerakan sosial, salah satunya Project Bhinneka yang dibentuk pada tahun 2018. Melalui gerakan tersebut, Haikal berkomitmen mendorong kolaborasi lintas budaya dan toleransi terhadap perbedaan menjelang pemilihan presiden tahun 2019.
Selain itu, Haikal mengatakan akan terus menggalakkan program Good Design Indonesia (GDI). GDI adalah kompetisi dan penghargaan bagi para desainer dan pelaku bisnis di dunia desain yang telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas melalui desain dan seni. Program ini berafiliasi dengan Kementerian Perdagangan Indonesia dan dianggap sebagai salah satu kompetisi desain terbesar di Asia.
Ia berharap dukungan terhadap GDI akan mendorong arsitek Indonesia untuk memanfaatkan perjanjian perdagangan yang telah diratifikasi Indonesia. Baik untuk membuka pasar baru bagi para arsitek Indonesia maupun memperkenalkan praktik dan ide arsitektur baru ke dalam negeri.
(ega/ega)