IMM Nilai Guyon Zulhas soal Tahiyat Bukan Penistaan Agama

Suara Mahasiswa

IMM Nilai Guyon Zulhas soal Tahiyat Bukan Penistaan Agama

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 23 Des 2023 18:17 WIB
Tanwir ke-32 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat sejak Jumat (1/12/2023) hingga Minggu (3/12/2023).
Foto: Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Ketum DPP IMM), Abdul Musawir Yahya, (dok. istimewa)
Jakarta -

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Ketum DPP IMM), Abdul Musawir Yahya, menilai tidak ada unsur penistaan agama dalam candaan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Ketum PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) soal gerakan tahiyat dalam salat. Menurutnya, guyonan yang dipermasalahkan itu hanya akan menimbulkan perdebatan tak produktif.

"Kita harus memahami bahwa Zulkifli Hasan menyampaikan peringatan agar masyarakat tidak bersikap fanatik secara berlebihan, yang dapat mengubah tata cara salat. Niat baik ini tidak boleh terlupakan dalam kontroversi ini," ujar Musawir dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/12/2023).

Musawir mengatakan Zulhas tampak tak berniat untuk menistakan agama. Musawir menyampaikan perbedaan pilihan dalam Pemilu semestinya tak memicu perpecahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musawir menyebut Zulkifli Hasan hanya menekankan tentang pemilu yang hanyalah kontestasi lima tahunan, serta Zulhas mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di atas perbedaan pilihan politik.

"Dalam situasi di mana fenomena keretakan muncul karena perbedaan pilihan politik, kita harus bijak dalam menanggapi perbedaan tersebut. Peringatan Zulkifli Hasan adalah bukti bahwa kita harus menjaga persatuan dan kerukunan masyarakat di atas segala perbedaan politik," terang Musawir.

ADVERTISEMENT

Oleh sebab itu, Musawir mengajak semua pihak menjunjung politik yang santun. Dia pun bicara soal pentingnya tabayyun.

"Marilah kita laksanakan pemilu dengan penuh tanggung jawab dan mengedepankan sikap saling menghormati. Kita harus membangun politik yang santun agar pemilu berjalan dengan damai dan memberikan ruang bagi diskusi yang produktif," pungkas Musawir.

Potongan video yang memuat rekaman pernyataan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) soal gerakan tahiyat dalam salat kini telah viral dan mendapatkan sorotan. Dalam rekaman berdurasi 52 detik tersebut, Ketua Umum PAN itu menceritakan pengalamannya keliling daerah dan menemukan ada yang berubah di masyarakat ketika salat magrib.

"Saya keliling daerah Pak, anu..., Pak Kiai, Pak Kiai Toha, di sini aman di sini. Jakarta nggak ada masalah. Yang jauh-jauh ada, loh, yang berubah. Jadi kalau salat magrib, baca Al-Fatihah, 'Wa laddallin....' Ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diam sekarang. Ada, Pak, sekarang diam. Ada yang diam sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu. Itu kalau tahiyatul akhir Pak Yai (kiai), kan gini Pak Yai, tahiyatul akhir kan gini (Zulhas menggerakkan jari telunjuk ketika tahiyat salat). Sekarang banyak gini, Pak. Kayak gini (Zulhas menggerakkan dua jari). Itu, Pak, tempat-tempat lain begitu, Pak. Saking apa itu ya, gitu. Ya Pak Yai ya."

Demikianlah kalimat-kalimat Zulkifli Hasan, diucapkan dalam suasana santai, sebagaimana terekam dalam video viral. Sebagaimana diketahui, saat ini merupakan tahun politik jelang Pilpres 2024. Zulkifli selain sebagai Mendag RI juga sebagai Ketua Umum PAN, partai yang turut mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai capres-cawapres di Pilpres 2024.

Gestur telunjung mengacung seperti terasosiasikan dengan rival, yakni paslon nomor 1 Anies-Cak Imin. Kata 'amin' juga terasosiasikan dengan akronim 'Anies-Cak Imin'. Di ruang interpretasi seperti itulah kontroversi menyeruak.

(aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads