Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memaparkan capaian yang telah dilakukan untuk membangun transportasi di Indonesia. Salah satunya pembangunan tol laut.
Budi mengaku awalnya banyak yang bingung dengan konsep tol laut. Budi menjelaskan tujuan dibentuknya tol laut, karena adanya perbedaan harga barang yang disebabkan oleh penambahan jarak atau disparitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tol laut itu sederhana, jadi di daerah Indonesia bagian timur itu, satu terdapat disparitas harga. Kedua kemampuan melakukan eksplorasi ekonomi relatif tidak banyak. Jadi fungsi tol laut pertama mengurangi disparitas dengan mengirim barang-barang itu harga lebih stabil. Kedua, dengan adanya kapal, balik ke Jakarta bisa dimanfaatkan untuk mengangkut ikan, mengangkut rumput laut, sehingga kegiatan ekonomi bergerak," kata Budi dalam Blak-blakan detikcom.
Selain tol laut, Budi memaparkan rencana pembangunan pelabuhan Patimban. Dia mengatakan pelabuhan Patimban akan menjadi pelabuhan besar bersama dengan pelabuhan Priok jika dipersiapkan dengan benar sejak dini.
"Selain yang kita buat tol laut, kita juga punya perintis ke Indonesia bagian timur, kita membangun Patimban yang besar sekali, itu mendampingi Priok. Jadi Priok patimban bersaudara kembar. Kalau Priok kan untuk Bekasi ke sini, Bekasi ke sana itu patiman," ucapnya.
"Kalau dari sekarang kita persiapkan dengan bagus, nanti ada jalan, itu menjadi pelabuhan besar. Keduanya mesti jadi champion dari logistik," lanjutnya.
Budi mengaku sudah ada sejumlah negara yang mau berinvestasi untuk pelabuhan Patimban.
"Investor oleh Jepang. Swiss, Jepang, Abudhabi mau mengelola itu," kata Budi.
Selain transportasi laut, ada juga transportasi darat seperti kereta. Budi mengatakan kereta menjadi moda transportasi darat yang diminati masyarakat untuk bepergian dari satu kota ke kota lain.
"Kereta api baik aglomerasi dari kota ke kota itu menjadi favorit. Bahkan beberapa teman-teman kita di sini menggunakan kereta api itu. Mereka yang pulang ke Jawa Tengah atau Jawa Timur, menggunakan pesawat, itu kereta api terasa sekali. Sekarang alhamdulillah, ke Jogja pun mau naik kereta api, sebelumnya jauh dari situ," ujarnya.
Budi mengatakan konektivitas menjadi hal utama dalam mempersatukan Indonesia. Terutama pembangunan bandara sampai ke ujung Indonesia.
"Tanya orang di Fakfak, di Mentawai gimana dia sulitnya untuk bisa ke Padang, gimana sulitnya mereka harus ke Sorong. Di Fakfak itu bandaranya tadinya cuman 900 meter, jadi kalau ada pesawat besar mendarat, pesawat baling-baling, itu kita seolah-olah ikut ngerem karena takut masuk jurang," kata Budi.
"Jadi untuk mereka bangunan paling bagus, mereka punya konektivitas, mereka akan ke tempat lain sudah bisa, dulunya susah. Jadi kita jangan ngomong kita yang ada di sini (kota besar)," lanjutnya.
Budi menyampaikan transportasi harus disediakan sebelum adanya kebutuhan sebagai antisipasi. Dia mencontohkan transportasi di Eropa dan Australia yang sudah tersedia sebelum adanya kebutuhan.
"Transportasi itu sering kali dia harus tersedia sebelum kebutuhan itu ada, antisipasi. Kalau ke Eropa atau Australia, daerah pemukiman baru, di segala macam penumpangnya cuma 2-3 jalan itu," ucapnya.
Sementara, untuk persiapan libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2024 Budi mengatakan ada dua titik yang disorot karena berpotensi terjadi kepadatan yakni di Merak dan Cipali. Selain itu, pemerintah juga menyoroti daerah Yang menjadi tujuan krusial wisata.
"Di Merak dan Cipali (kepadatan) tapi ada yang baru yaitu di tempat wisata. Dua titik yang paling krusial itu Jogja dan Bali," ucapnya.
"Dua bulan yang lalu kita sudah sampaikan ke ASDP, tambah kapal, tambah dermaga, tambah manajemen," imbuhnya.
(shw/shw)