Efek debat capres perdana masih terasa hingga saat ini. Terbukti, beberapa pembahasan debat masih menjadi bahan perbincangan masyarakat. Seperti cerita pengalaman kampanye capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Akibat aksinya menyerukan 'Wakanda no more..', kini dirinya sering disapa dengan kalimat 'Wakanda No More, Indonesia Forever' dalam beberapa kesempatan saat dirinya berkampanye ke sejumlah daerah.
"Ketika kita berbicara dengan masa depan, kebebasan berpendapat akan dijamin. Kami tidak mengizinkan lagi situasi di mana orang takut. Maka dari itu, saya sampaikan, Wakanda No More, Indonesia Forever," kata Anies dilansir Antara, Senin (18/12/2023).
Panasnya debat perdana 12 Desember lalu pun masih dirasakan oleh capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Oleh karena itu dalam kesempatannya saat berkampanye, ia juga menyerukan para pendukungnya untuk adem ayem mengikuti proses demokrasi yang tengah berlangsung.
Bukan hanya di ruang publik, Ganjar juga mengingatkan pendukungnya untuk bijak menggunakan sosial media dengan tidak menggunakan kalimat kotor hingga caci maki.
"Mari kita ajarkan anak kita, keluarga kita, saudara kita, jangan marah-marah, jangan pakai kalimat kotor, kalau nulis di medsos yang baik, jangan menyakiti yang lain," kata Ganjar alam kunjungannya di Pondok Modern Sirojul Munir, Bekasi, Jawa Barat (16/12/2023).
Di balik membaranya pentas demokrasi itu, Ganjar menilai bahwa masyarakat harus fokus melihat program-program apa saja yang ditawarkan oleh para capres, termasuk track recordnya tanpa harus berselisih. Sebab, kata Ganjar, terkadang masyarakat di bawah sering berkelahi, disaat para capres dan cawapres santai-santai saja.
Usai debat perdana minggu lalu, beberapa paslon menyampaikan sejumlah evaluasi khususnya konsep debat itu sendiri. Ada yang mengusulkan konsep debat dibuat seperti town hall hingga menggunakan podium.
Menanggapi hal itu, Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku tak masalah dengan konsep debat town hall atau tidak. Ganjar menilai yang menjadi masalah yakni kurangnya ruang tanya jawab saat debat.
"Kalau apa modelnya di mana pun saya ikut aja, model town hall oke, model panggung biasa oke," kata Ganjar seperti dikutip detikNews, Minggu (17/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Debat itu sedikit boleh tanya jawab agak sedikit ramai, agar tidak bisa menyampaikan pikiran bisa different bisa menunjukkan data gitu ya dan itu bisa berulang-ulang," lanjutnya.
Terkait dengan hal itu, pihak tim pemenangan paslon nomor urut 1 tidak terlalu mempermasalahkannya. Senada dengan itu, Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengaku tak masalah dengan format debat apapun yang ditetapkan KPU.
"Bagi kami, mau seperti apa formatnya, bebas saja. Yang penting sesuai dengan aturan dan sesuai dengan esensinya. Rakyat bisa lebih memahami apa rencana-rencana ke depan para paslon untuk Indonesia. Untuk rakyat," kata Wakil Komandan Komunikasi TKN Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra, kepada wartawan, Minggu (17/12/2023).
Herzaky menilai format debat bukan untuk menyesuaikan selera suatu pihak dan ia menyindir ada pihak yang berharap bahwa debat Pilpres untuk menaikkan elektabilitas capres-cawapres.
Menurut Herzaky, untuk mendapat dukungan rakyat seharusnya para capres-cawapres harus rajin bertemu rakyat, bukan rajin berdebat.
Di sisi lain, detikPagi edisi Selasa, 19 Desember 2023 juga akan membahas sidang putusan praperadilan ketua nonaktif KPK Firli Bahuri yang akan digelar hari ini.
Diketahui, Firli mengajukan praperadilan atas status tersangka kasus dugaan korupsi terkait penanganan kasus hukum di Kementerian Pertanian saat dipimpin Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dia meminta laporan, surat perintah penyidikan, dan penetapan tersangka terhadap dirinya dinyatakan tidak sah.
Kepala Bidang Hukum (Kabidkum) Polda Metro Jaya Kombes Putu Putera Sedana optimis pihaknya bisa memenangkan perkara ini. Sebab pihaknya telah mengantongi empat alat bukti dalam penetapan tersangka Firli di kasus pemerasan kepada SYL tersebut. Alat bukti tersebut berupa keterangan saksi, surat, alat bukti petunjuk dan keterangan ahli yang sesuai dengan alat bukti yang dimiliki penyidik.
Dalam berlangsungnya sidang praperadilan, Firli dikritik karena membawa bukti dokumen penangan kasus dugaan suap eks pejabat Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan yang sifatnya rahasia ke sidang praperadilannya.
Terkait hal ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) pun meminta KPK segera mengusut bagaimana Firli bisa mendapatkan dokumen itu. Sebab, ini merupakan salah satu kunci dalam kasus ini.
"Selain itu, penting pula bagi KPK untuk mendalami, dari mana Firli bisa mendapatkan dokumen tersebut. Jika di dalam berkas yang dibawa Firli tercantum informasi yang bersifat rahasia dan dianggap dapat mengganggu proses penyidikan KPK, maka penting bagi KPK untuk menyelidiki adanya potensi obstruction of justice," kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana kepada wartawan, Sabtu (16/12/2023).
Nikmati terus menu sarapan informasi khas detik Pagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(imt/imt)