Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur Iptu Sri Yatmini mengungkap alasan diamnya tante yang merekam aksi pacarnya menganiaya balita 3 tahun hingga kini meninggal dunia. Ia menjelaskan aksi si tante yang hanya merekam dan tak berbuat apa-apa itu disebabkan tante korban yang berada di bawah relasi kuasa.
"(Tante) rekam aja. Mungkin karena dia di bawah relasi kuasa juga, karena dia numpang juga mungkin," ucapnya saat ditemui di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (18/12/2023).
Sri menilai hal itulah yang menyebabkan sang tante tak berani berbuat apa-apa ketika keponakannya mendapat perlakuan yang keji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu tadi makanya, karena di bawah relasi kuasa dia tidak berani speak-up untuk sampaikan atau laporkan itu," ucapnya.
Kepada polisi, sang tante mengungkap video yang telah viral itu merupakan dokumentasi pribadi miliknya jika suatu hari nanti terjadi sesuatu pada dirinya.
"Tapi pada saat kami lakukan BAP, tante korban menjelaskan 'ini buat dokumen saya jika terjadi apa-apa'. Makanya itu tidak dihapus, jadi ada di HP itu dan saat ini HP itu kami sita," kata Sri.
Hingga saat ini, tante korban masih menjadi saksi. Penyidikan pun masih terus berlanjut.
"Tantenya saat ini masih kami dalami, statusnya masih saksi. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan, jika ada perkembangan yang mana proses konfrontir dan lain sebagainya dengan pelaku, nanti akan digelar. Ada tidak keterlibatan yang bersangkutan," kata Sri.
Diberitakan sebelumnya, balita H (3) mengalami patah leher dan koma akibat dianiaya Risqi Ariskalaki (29), yang merupakan pacar tantenya. Korban dinyatakan meninggal dunia.
"Iya, meninggal sore ini pukul 16.08 WIB," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto saat dihubungi, Jumat (15/12/2023).
Hariyanto mengatakan korban mengalami gegar otak berat akibat dianiaya pelaku.
Lihat juga Video 'Ini Tampang Ayah yang Banting Anak Hingga Tewas di Jakut':