Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan orasi ilmiah dalam acara wisuda periode ke-133 Universitas Negeri Padang (UNP), Kota Padang, Sumatra Barat. Mahfud bicara tentang hal-hal yang bisa mengancam kedaulatan Indonesia.
"Ancaman kehancuran bagi sebuah negara berdaulat itu bukan tidak ada, ada gerakan-gerakan radikal, gerakan radikalisme terhadap NKRI itu wujudnya tiga. Satu, takfiri yaitu sikap intoleran, tidak suka terhadap perbedaan," kata Mahfud di Auditorium UNP Padang, Minggu (17/12/2023).
"Yang kedua jihadis, yaitu mau membunuh siapapun yang berbeda keyakinan, itulah teroris. Lalu yang ketiga, wacana ideologis, di mana ideologi menyusup ke kampus-kampus, sekolah-sekolah, pesantren-pesantren, yang mengatakan bahwa negara ini tidak benar," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain ketiga hal itu, Mahfud menyebut korupsi juga bisa mengancam kedaulatan Indonesia. Mahfud bercerita bahwa dirinya pernah ditanya mengapa tidak menindak korupsi.
"Ada orang berkata begini 'Pak Mahfud, anda ini kan Menko Polhukam, bicara korupsi kok diam aja'. Karena saya tidak diam, saya justru bicara dan menindak. Karena apa yang saya katakan ini adalah apa yang dikatakan Presiden Jokowi. Bahwa di Indonesia banyak korupsi, itu Pak Jokowi yang bilang," ucapnya.
Mahfud lalu menyampaikan pesan dari tokoh nasional Mohammad Hatta. Dia mengatakan bahwa dahulu musuh Indonesia adalah penjajah dan pengkhianat.
"Tapi sekarang, musuh kita itu di dalam negara kita sendiri, teman-teman kita yang koruptor di mana-mana, menyalahgunakan jabatan," ujar Mahfud.
Menurut Mahfud, Indonesia adalah negara yang kaya raya. Apabila kekayaannya diberikan secara adil, maka akan cukup bagi rakyat Indonesia.
"Oleh sebab itu saudara, mari kita jaga negara ini, karena negara ini kaya raya. Saudara akan menjadi cukup kaya kalau negara ini diperintah secara adil, dibagi kekayaannya secara adil. Coba bayangkan dari Sabang sampai Merauke, jumlah kita itu 17.508 pulau," pungkasnya.
(rdh/fas)